Renungan hari ini : Jika kita menginginkan semangat perbaikan itu terus melekat pada diri kita, cobalag untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan setiap ada kesempatan. Tetap Semangat
Saya akan sharingkan sebuah tips yang sangat jitu bagi anda yang menginginkan untuk terus memiliki semangat perbaikan diri. Semangat perbaikan diri ini memang menjadi sebuah hal yang membanggakan, hal yang menentramkan dan hal yang membahagiakan. Bagaimana tidak, ketika kita memiliki semangat untuk terus meningkatkan kualitas diri kita dengan perbaikan. Dari tata bicara kita yang semakin baik, dari cara berpakaian kita yang terus semakin baik, dari cara berjabat tangan kita yang semakin baik, cara menyapa orang yang bertemu dengan kita dengan cara yang semakin baik, cara kita menerima tugas dari atasan kita yang semakin baik, cara kita menghadapi kegagalan dengan semakin baik. itulah semangat perbaikan. Dalam semua aspek kehidupan dan dalam semua dimensi kehidupan kita.
Permasalahannya adalah bagaimana kita mampu menjaga semangat itu agar selalu ada dalam diri kita. Karena kita tidak jarang melihat bagaimana orang bersemangat melakukan sebuah perbaikan ketika sudah keluar dari sebuah seminar atau training – training motivasi, namun lambat laun akan menurun semangatnya. Bagaimana menumbuhkan semangat perbaikan secara terus menerus dalam diri kita. Berdasarkan pengalaman saya pribadi, ada sesuatu yang unik tentang perintah Allah SWT untuk melakukan Amar makruf nahi mungkar. Peruntah untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran atau keburukan kepada orang lain dalam kehidupan kita. Saya tidak akan memgupas kaidah ini atau perintah ini dari sudut pandang syariat atau konsep agama, akan tetapi akan saya pandang dari sudut pandang manajemen diri kita yang memberikan efek yang luar biasa dalam menjaga semangat kita untuk terus melakukan perbaikan.
Ada beberapa hal yang mendasari saya mengatakan bahwa dengan kita melakukan usaha mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan ini bisa menjadi salah satu motivasi yang mujarab menghadirkan semangat perbaikan dalam diri kita.
Pertama adalah, kaidah kalau kita menyampaikan sesuatu maka yang pertama kali mendengar adalah diri kita. Karena telinga kita yang paling dekat dengan mulut kita bukan telinga orang lain. Karena kita yang mendengarkan yang pertama kali inilah setiap kali kita menyampaikan kebaikan dan mencegah pada tindakan yang dilaarang akan kita dengarkan pertama kali dan demikian seterusnya. Pertahankan kondisi ini maka ibarat batu yang diberikan tetesan air, maka lama kelamaan kita akan memahami dan selanjutnya akan membenarkan dan selanjutnya akan melaksanakan apa yang kita katakan. Yang selalu kita katakan. Bagi orang orang yang sudah bertemu siklusnya, maka kondisi ini akan menjadi sebuah siklus yang luar biasa hebat. Berbuat baik, mengajak berbuat baik masing – masing saling mendorong, masing masing saling menarik. Sehingga selama salah satunya sudah dilakukan maka yang lain akan mengikuti.
Kedua, saya meyakini bahwa kebanyakan orang kenapa tidak mau melakukan amalan amar makruf nahi munkar ini, alasannya adalah karena mereka belum bisa mengamalkan apa yang mereka katakan sehingga mereka ketakutan jika nanti dibilang sebagai orang yang mengatakan apa apa yang tidak atau belum bisa dilakukan. Yup.. benar sekali bukan hanya di cap sebagai orang yang pepatah jawa mengatakan “ gajah ngidak rapah” orang yang omdo, omong doang. Namun memang Allah sendiri akan murkan kepada orang – orang yang mengatakan apa apa yang tidak dia lakukan. Akan tetapi kalau kita pahami lebih dalam, ketika kita mengatakan atau melakukan amar makruf nahi mungkar ini maka sebenarnya kita memiliki sebuah tuntutan yang sangat besar, bukan hanya tuntutan harga diri di hadapan manusia akan tetapi tuntutan di hadapan sang Khaliq. Di hadapan Allah SWT. Sehingga jika kita memaksa diri kita melakukan amalan ini juga kita pasti akan terbawa dan terpaksa untuk melakukannya. Bukankah kaidah amal yang baik itu memang kudu dipaksa pada awalnya. Barulah lama lama akan menjadi biasa dan semakin lama akan menjadi irama.
Ketiga, kita sebagai manusia sosial. Kita akan berinteraksi dengan manusia yang lain. Semakin banyak orang yang mengenal kita maka akan semakin banyak manusia yang akan menjadi sahabat kita, menjadi polis buat kita, menjadi orang tua buat kita, menjadi pengingat kita, menjadi pencegah kita jika kita akan menyeleweng, melakukan perbuatan yang dilarang. Semakin banyak manusia yang mengenal kita maka kita akan semakin “aman”. Dan untuk bisa semakin banyak manusia yang mengenal kita maka kita harus memenuhi syaratnya. Kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa kita adalah orang itu. Orang yang selalu bersemangat melakukan usaha untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan.
So…its clear…usaha yang sangat jitu untuk terus menjadikan semangat perbaikan ada dalam diri kita adalah dengan cara kita melakukan usaha untuk mengajak orang lain kepada kebaikan pula dan mencegah dari yang buruk.
Tetap semangat