Renungan hari ini : Jika kita tidak menyibukkan diri kita dengan kebaikan maka kita akan disibukkan dengan keburukan. Jika kita tidak mau melakukan keburukan maka terus lakukan kebaikan. Tetap semangat
Renungan saya kali ini adalah tentang manajemen waktu. Saya memahami bahwa kenyataan yang terjadi adalah demikian, jika diri kita tidak menyibukkan diri dengan kebaikan kebaikan maka kita akan disibukkan dengan keburukan dan keburukan. Jika kita memakai dasar dari Kitab Al Quran, tentunya sudah jelas bahwa kecenderungan jiwa manusia itu hanya ada dua, bukan tiga atau empat. Hanya dua, yaitu kecenderungan untuk melakukan perbuatan perbuatan taqwa dan perbuatan perbuatan kesesatan atau keburukan. Tidak ada nilai di tengah tengah. Jika tidak cenedrung pada ketaqwaan atau kebaikan maka akan cenderung pada kesesatan atau keburukan.
Jika kita sedang membaca buku maka kita tidak berkesempatan memfitnah orang lain bukan, jika kita sedang solat, kita tidak punya kesempatan untuk menyakiti orang lain kan. Jika kita menggunakan waktu untuk membaca Al Quran maka kita juga tidak berkesempatan untuk mencuri bukan. Iya, kalau kita melakukan perbuatan kebaikan maka di waktu tersebut kita tidak memiliki kesempatan melakukan keburukan keburukan. Demikian juga sebaliknya, jika kita mencermati orang yang melakukan tindakan keburukan, misalnya berjudi, maka di saat itu dia tidak memiliki kesempatan untuk melakukan solat. Orang yang sedang mencuri juga tidak memiliki kesempatan untuk membaca Al Quran pada saat tersebut bukan?. Ini kaidah tentang bagaimana kita memanajemen waktu yang sempurna. Kita harus memiliki hobi untuk melakukan hal hal yang baik, hal hal yang produktif, yang menghasilkan sesuatu yang bernilai baik dan positif. Karenanya kaidah ini juga saya katakan kalau kita tidak menyibukkan pada hal – hal yang produktif maka kita akan disibukkan dengan hal hal yang tidak produktif.
Waktu waktu kritis itu biasanya pada waktu antara tugas tugas pokok kita. Dalam sehari kita memiliki 24 jam waktu, dan ini berlaku sama pada setiap manusia. Dari 24 jam eaktu tersebut, paling tidak akan kita gunakan 8 jam untuk tidur, bekerja di kantor kurang lebih 10 jam, 8 jam kerja dan 2 jam nya adalah untuk perjalanan pulang pergi. Itupun dalam 10 jam kita kerja, kita memiliki paling tidak 1 jam untuk istirahat. Sehingga waktu kita masih tersisa 6 jam. 6 jam tersebut kita gunakan untuk ibadah, aktivitas pribadi dan lainnya selama 3 jam. Dan kita masih memiliki waktu 3 jam. 3 jam dengan 1 jam waktu ketika bekerja tadi yang saya katakan sebagai jam kritis. Itupun saya mengasumsikan bahwa ketika 9 jam bekerja, kita benar benar bekerja dengan produktif. Dengan totalitas. Kalau ternyata dalam waktu kita bekerja juga belum maksimal maka kita juga menginvestasikan keburukan, tidak produktif. 3 jam waktu yang kita miliki yang free tersebut ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Menonton televisi, menyaksikan pertandingan sepakbola, main game, menambah waktu tidur, bertemu dengan kolega dan kawan kawan, menghadiri pertemuan dengan alumni sekolahan atau kita gunakan untuk silaturahm dengan tetangga, atau melakukan kegiatan sosial, amal dan lainnya, atau bisa kita gunakan untuk membaca Al Quran, menghafal Al Quran, membaca buku buku bermanfaat atau menulis artikel, atau melakukan kegiatan dakwah menyampaikan kebenaran dan lainnya. Masing – masing kita memiliki cara dan ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan
Saya hanya mengatakan bahwa, kita harus bisa memastikan bahwa waktu kritis, waktu free yang kita miliki tersebut, kita gunakan dan kita lewati dengan kebaikan, dengan kegiatan yang produktif. Jangan sampai kita lewati dan kita isi dengan hal hal yang tidak produktif. Dalam salah satu artikel dan renungan yang saya tuliskan bahwa inilah pilihan bagi kita. Kita mau mencapai nilai 10 atau kita cukup puas dengan niklai 5 atau 6. Kita bisa melakukan menonton televisi atau dengan membaca Al Quran, kita bisa melakukan menontoh pertandingan sepak bola dengan menghafal al quran, kita bisa melakukan belanja di mall atau dengan membaca atau menulis ebuah buku. Semuanya kembali kepada kita. Namun tentunya kita akan sama sama sepakat bahwa antara menonton televisi dengan mambaca \al quran, nilai produktivitasnya akan lebih baik dengan membaca Al Quran. Bahwa antara menghafal Al Quran nilai produktivitasnya akan lebih baik dengan menonton pertandingan sepakbola. Demikian juga, bahwa membaca buku atau menulis ebuah buku nilai produktivitasnya lebih baik dibandingkan dengan belanja di mall. Tentunya belanja dengan semangat jalan jalannya.
Pastikan detik waktu yang kita lalui, produktif dan penuh dengan kebaikan.
Tetap semangat