Saya akan berbicara tentang sebuah idealisme sebagai seorang manusia. sebuah sejarah yang tertulis dalam Kitab Suci Al Quran dimana keberadaan manusia di muka bumi ini adalah sebagai seorang Khalifah, sebagai seorang pemimpin, sebagai seorang pengatur yang diharapkan mampu menciptakan sebuah ketenangan, kedamaian, kebahagiaan bagi seluruh makhluk.
idealisme ini akan mampu terlaksana dalam diri seorang manusia manakala dalam diri setiap manusia lebih kuat tarikan dan gaya nya untuk menjadi pribadi yang baik. pribadi yang bertaqwa, pribadi yang lebih cenderung melakukan kebaikan dan perbaikan. Saya menyampaikan demikian karena sesungguhnya dalam diri manusia terdapat dua kecenderungan dan dua tarikan besar, yaitu Ketaqwaan dan Keburukan. Ketaqwaan akan berbicara tentang kebaikan, tentang pahala, tentang jalan yang benar. sedangkan keburukan berbicara tentang kejelekan, tentang dosa dan tentang jalan yang salah.
Dengan demikian, jika dalam diri seseorang lebih kuat tarikan menjadi pribadi yang bertaqwa maka kita akan mampu menjadi khalifah, menjadi pemimpin, pengatur dan menjadi agen perubahan. sedangkan jika dalam diri kita lebih kuat kecenderungannya untuk menjadi yang melakukan keburukan, maka kita tidak akan mampu menjadi khalifah. tidak mampu menjadi pengatur, menjadi pemimpin yang dapat menciptakan ketenangan, kedamaian dan kebaikan. dan dua hal ini adalah sesuatu yang berlawanan. jika jika tidak mmpu menjadi khalifah maka kita akan menjadi perusak, jika kita tidak melakukan perbaikan maka kita kan cenderung melakukan kerusakan dan perusakan.
Karenanya berbicara menjadi pribadi yang bermanfaat dalam arti keberadaan kita menjadi orang yang dirasakan kemanfaatannya oleh orang lain dan oleh alam yang kita tempati, akan mampu terwujud jika kita memiliki kekuatan ketaqwaan yang semakin tinggi dan semakin kuat.
Saudaraku sekalian, mari kita perbaiki Ketaqwaan kita agar kita mampu menjadi khalifah yang akan melakukan kebaikan dan perbaikan untuk memberikan kemanfaatan bagi orang lain. bagi alam ini. In Sya Alloh