Renungan hari ini : Jangan pernah membuat alasan yang akan meruntuhkan komitmen kita pada saat datang terlambat ke kantor. Tetap Semangat
Berat banget dibacanya nih topik renungan saya hari ini, tapi inilah perubahan bro. Selama ini bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang tidak berkomitmen dan berintegritas, paling tidak hampir dari sebagian besar pembicara – pembicara yang ketika ada seminar atau diskusi yang saya ikuti. Saya tidak sepenuhnya sepakat akan tuduhan ini. Namun yang pasti mari kita ubah budaya tidak komitmen dan tidak berintegritas ini dari anggapan banyak orang luar bangsa kita. Dan bahkan beberapa dari bangsa kita.
Para pekerja profesional, karyawan adalah salah satu bagian dari anak bangsa ini yang mampu menunjukkan bahwa anggapan kalau bangsa kita adalahg bangsa yang tidak berkomitmen dan tidak berintegritas itu tidak benar. Bagaimana setiap pagi kita mendapatkan pemandangan di kota kota besar seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya medan dan kota kota besar lainnya selalu macet. Salah satu faktor terbesar penyebab kemacetan tersebut adalah karena saat jam berangkat dan pulang kerja. Artinya apa, artinya adalah bahwa mereka yang menjadi karyawan, telah menunjukkan sebuah kedisiplinan yang luar biasa hebat, komitmen yang hebat dan integritas yang hebat pula. Mereka telah sadar benar bahwa mereka harus masuk ke kantor dengan tepat waktu. Bukan hanya di kantor kantor di kota kota besar kondisi ini terjadi, namun di pelosok pelosok daerah pun sudah demikian. Paling tidak dari beberapa pengamatan pada daerah daerah yang pernah saya kunjungi. Ketika pulang kampung di Pati jawa Tengah, saya sering bertanya dan melihat para petani yang berjalan bersama – bersama di jalan menuju ke sawah untuk mengerjakan proses penanaman padi, atau mengambil padi. Dan mereka datang pagi, pulang sore bahkan lebih pagi dari jadual yang ditentukan. Para nelayan yang sedang mendapatkan target untuk mencari ikan di laut mereka juga komitmen dengan berlayar bersama pada jam yang telah ditentukan. Bangsa kita telah menunjukkan sebuah keprofesionalan dan komitmen yang besar. Khususnya dari indikator kehadiran datang di kantor pekerjaan ini.
Kaidah dalam renungan saya ini adalah bahwa kualitas dari komitmen ini yang harus kita tingkatkan dan harus kita benahi. Rasanya tidak sedikit dari kita yang menjumpai atau menemukan sebuah kondisi dimana, karena kemacetan di jalan tadi, karena padatnya lalu lintas di jalan tadi, atau karena anak kita yang masih nangis karena tidak mau ditinggal kita kekantor, inilah yang menjadi konsen saya dalam renungan ini. Jangan pernah memberikan alasan karena keterlambatan kita. Kenyataannya kita memang terlambat. Macetnya lalu lintas, padatnya lalu lintas, anak yang nangis itu bukan alasan kita terlambat. Terlambat ke kantor adalah sebuah kondisi kekurangan kita. Yang kita sampaikan adalah permohonan maaf karena kita ada kekurangan, kita terlambat datang ke kantor. Mengungkapkan alasan keterlambatan kedatangan kita tidak akan merubah kenyataan bahwa kita datang terlambat. Yang anda pikirkan bahwa dengan mengungkapkan alasan mengapa anda datang terlambat itu akan mengubah penilaian orang lain terhadap anda, itu adalah sebuah pemikiran yang salah. Mengungkapkan alasan tidak akan mengubah apapun. Anda tetap terlambat. Lebih dari itu ketika anda datang terlambat mengungkapkan bahwa alasan anda terlambat datang dikarenakan macetnya lalu lintas, maka sadarkah bahwa alasan yang kita sampaikan justru akan menjadikan penilaian orang kepada kita betapa tidak bisa memperhitungkan waktu kita dalam hal keberangkatan kerja saja. Kan jadi repot, bagaimana akan mampu memperhitungkan hal – hal yang lebih besar di pekerjaan. Hal – hal yang sepele saja tidak mampu di pertimbangan dengan baik.
Kita berbicara tentang komitmen, kita berbicara tentang janji, kita berbicara tentang karakter mulia. Komitmen adalah harga mati bagi kehirmatan diri kita. Kita harus menunjukkan bahwa kita adalah pribadi yang sangat menjunjung tinggi kehormatan. Harga diri, pantang mundur kalau sudah menyangkut komitmen. Alasan alasan atas kekurangan kiri kita adalah penyakit penyakit dalam menegakkan komitmen diri ini. Mulailah dari diri kita dan mulai saat ini.
Suatu ketika ada rekan di kantor yang datang sering terlambat, pada saat dilakukan coaching oleh atasannya mengatakan alasan datang terlambatnya adalah karena rumahnya yang jauh. Lalu apa yang disampaikan oleh atasannya kepada dia. Sang atasan mengatakan, “menurut saya, hanya ada dua pilihan untuk bapak, pertama bapak pindah rumah yang dekat dengan kantor atau pindah kantor yang dekat dengan rumah bapak”. Berarti boleh dong mengungkapkan alasan. Yap… boleh. Kenapa di awal saya menyampaikan seolah olah haram mengampaikan alasan. Tidak lain adalah membangun karakter pribadi yang berkomitmen, pribadi yang terhormat. Karena komitmen ini seperti halnya ke ikhlasan. Hanya diri kita dan Allah yang tahu. Namun percaya dengan saya, bahwa ketika kita membawa karakter tidak pernah memberikan alasan yang akan menurunkan komitmen pribadi kita, maka kita akan menjadi pribadi yang hebat. Dan terhormat.