Renungan hari ini : Saya akan membuktikan kepada anak cucu saya bahwa nenek moyang mereka adalah manusia yang memiliki peradaban yang sangat tinggi, mampu membuat piramida. Niat akan memberikan kekuatan, menentukan kualitas pekerjaan. Tetap Semangat
Pada sebuah kegiatan renovasi Piramida di Mesir, seluruh masyarakat mesir di libatkan untuk mengambil bagian dalam momentum bersejarah itu. Bukan hanya orang orang dewasa, anak anak pun turut serta ambil bagian. Membawa batu, membawa adonan semen, memotong kayu dan sebagainya. Wartawan dari seluruh negara hilir mudik sepanjang perjalanan menuju kegiatan itu. Masyarakat semua terlihat bersuka cita dengan kegiatan ini. Salah seorang wartawan mencoba mewawancarai salah seorang warga yang sedang bekerja. Dia mencari cari kesempatan dari ribuan warga yang bekerja pada hari ini. Kemudian dia menemuai salah seorang warga yang sedang membawa sebongkah batu, di bawah terik matahari itu kemudian dia bertanya “Assalamualaikum, Apa yang anda lakukan wahai Bapak?”. Tidak disangka jawaban dari orang yang membawa batu ini, batu dilempar ke kanan, dengan tatapan tajam penuh emosi, bahkan tangannya menunjuk – nunjuk wajah sang wartawan seraya berkata “Apa anda tidak bisa melihat, sudah tau orang bawa batu untuk merenovasi piramida itu, masih di tanya. Anda tidak membantu saya lagi”. Jawaban yang membuat kaget sang wartawan. Setelah meminta maaf, sang wartawan meninggalkan orang itu yang masih menahan emosi kepada sang wartawan. Bukan wartawan kalau tidak berhasil mendapatkan berita, maka dia berusaha mencari kembali orang yang bisa di wawancarai, kali ini dia mencari orang yang berada di tempat lain, di waktu yang tidak jauh berbeda, di bawah terik matahari. Dia melihat ada seorang yang juga membawa sebongkan batu berjalan kemudian sang wartawan menyela dengan pertanyaan yang sama seperti pertanyaan yang diberikan kepada orang yang pertama “Assalamualaikum, Bapak, apa yang anda lakukan”. Siap siap dengan jawaban yang kasar seperti yang ditunjukkan seperti orang yang pertama, sang wartawan agak menjauh, kemudian orang kedua tersebut menjawab “Waalaikum salam, saya sedang membawa sebongkah batu yang akan saya gunakan untuk merernovasi piramida itu mass.” Sang wartawan kemudian melanjutkan beberapa pertanyaan kepada sang bapak. Sampai di hotel setelah melakukan kegiatan seharian, sang wartawan merebahkan badan untuk istirahat, sambil mengulang kembali hasil p eliputan berita dan wawasncara yang berhasil dilakukan kepada beberapa orang pekerja renovasi tadi. Dia tertarik dengan kejadian yang dialami dengan orang pertama dan kedua yang diberikan pertanyaan yang sama, pada saat melakukan aktivitas yang sama dan di waktu yang hampir sama namun memberikan jawaban yang berbeda. Maka pada siang hari berikutnya, sang wartawan kembali ke area perbaikan piramida tersebut, dan dengan pertanyaan yang sama dia akan mencari pekerja yang melakukan kegiatan yang sama yaitu membawa sebongkah batu. Setelah mencari cari akhirnya dia menemukan orang itu. Kemudian dihentikanlah orang tersebut dan kemudian diberikan pertanyaan sama seperti dua orang pada hari sebelumnya dan jawabannya adalah “Saya akan membuktikan kepada anak cucu saya bahwa nenek moyang mereka adalah manusia yang memiliki peradaban yang sangat tinggi, mampu membuat piramida”. Luar biasa
Kawan, dari ilustrasi ketiga orang pekerja tadi menurut anda, mana yang akan lebih bersemangat dalam bekerja, mana yang lebih sempurna dalam menyelesaikan tanggung jawabnya, mana yang lebih bertahan dengan keletihan, kepanasan dan kelaparan ketika bekerja. Ya..jawaban kita tentu akan sama, pekerja yang ketiga yang akan mendapatkan itu semua. Jawaban orang ketiga itu muncul karena sebuah niat yang sangat kuat. Dan percayalah, diawali dari niat inilah yang akan memberikan kekuatan kepada kita untuk mempu menyelesaikan dengan sempurna tanggung jawab kita. Dengan niat ini yang akan memberikan kekuatan kepada kita ketika kita mengalami kelelahan.
Kaidah ini juga berlaku dalam setiap aktivitas kita. Sama sama aktivitasnya, namun ketika diberikan pertanyaan yang sama, “apa yang anda lakukan” akan memberikan jawaban yang berbeda. Dan jawaban ini adalah kualitas kita yang sesungguhnya. Sama sama berangkat ke sekolah, akan banyak dijumpai anak anak dengan karakter pekerja pertama, “dari pada dirumah sendirian, mendingan ke sekolah, banyak temennya”. Atau karakter seperti pekerja ke dua “ingin menambah ilmu”. Namun, lagi lagi ini adalah sebuah pilihan, pilihlah karakter seperti pekerja yang ke tiga “ saya akan menorehkan tinta emas dalam perjalanan menempuh pendidikan saya agar kedua orang tua saya bangga dan akan saya naikkan haji keduanya”. Juga terjadi pada banyak kegiatan yang lain, pekerjaan yang lain. Sama sama berangkat ke kantornya, juga karakter para pekerja ini tetap berlaku. Tidak sedikit yang masuk dalam karakter pertama “terus kalau tidak bekerja, anak istri saya diberikan makan apa?”. Atau karakter pekerja kedua “Menunaikan tanggung jawab pak”. Saudarakau selalu ada plihan untuk menjadi karakter yang ketiga “aku bekerja agar semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Luar Biasa bukan.
Demikian juga bagi para bupati, camat, gubernur, anggota dewan perwakilan rakyat. Bahkan menjadi presiden sekalipun. Jika didasari dengan karakter pekerja yang ketiga maka akan memberikan hasil yang luar biasa, bukan hanya untuk diri kita tapi juga untuk orang lain, kebaikan bagi bangsa dan negara dan alam semesta.
Masyaallah…. Menginspirasi
Barakallah…
Masyaallah…. Menginspirasi
Barakallah…
Hehe..njih pak Yandi
Masyallah sangat menginspirasi
Terimakasih pak Yandi