Terdapat sebuah cerita yang barangkali anda juga sudah pernah membacanya. Cerita tentang keledai tua yang terjebak dalam sebuah sumur tua yang ada di sebuah kampung. Keledai tersebut terperosok ke dalam jurang yang cukup dalam, berusaha untuk keluar namun selalu gagal. Suara rintihan dari keledai tersebut mengundang penduduk yang ada di kampung tersebut untuk membantu mengeluarkannya, segala usaha di lakukan penduduk tersebut untuk mengeluarkan sang keledai yang malang dari dasar sumur itu namun selalu gagal. Hari beranjak siang, para penduduk akhirnya berdiskusi satu dengan yang lain. Walaupun terjadi silang pendapat akhirnya penduduk tersebut memutuskan agar keledai tersebut dikubur sekalian di dalam sumur tua tersebut, pertimbangannya adalah sumur tersebut sudah tidak dipakai dan keledai tersebut juga sudah tua dan tidak bisa produktif lagi. Akhirnya penduduk menguruk sumur tersebut yang di dalamnya ada keledai tua tersebut dengan tanah. Sedikit demi sedikit tanah – tanah tersebut di masukkan ke dalam sumur. Keledai yang melihat hal tersebut menjadi sangat sedih, pikirnya, kenapa penduduk tega mengubur dirinya di dalam sumur tua tersebut. Setiap tanah yang jatuh di badan keledai, keledai menggerak gerakkan badannya, sehingga tanah tersebut jatuh. Dan ketika tanah tersebut jatuh ternyata tanah tersebut dapat dijadikan pijakan sang keledai untuk tambah naik dari dasar sumur. Hal tersebut terus terjadi, tanah tanah yang di masukkan penduduk ke dalam sumur dijadikan keledai untuk naik ke atas. Digerak gerakkan tubuh keledai tersebut setiap ada tanah yang menimpa dirinya, sampai akhirnya sang keledai berhasil keluar dari dalam sumur dan meninggalkan penduduk yang terbengong bengong dengan kejadian itu.
Kawans, dengan kita bergerak, maka kita akan semakin menemukan peluang lain untuk bergerak. Semakin banyak kesempatan, semakin banyak alternatif untuk “bergerak” maka akan semakin banyak kita mendapatkan peluang peluang untuk lebih baik. Kesempatan untuk lebih berhasil. Dari kita bergerak kita akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan informasi informasi yang baru tentang apapun. Suatu ketika saya mendapatkan tugas sebagai koordinator pelatihan basic mentallity untuk karyawan di tempat saya bekerja. Pelatihan yang di perintahkan kepada saya adalah konsep pelatihan untuk melatih kedisiplinan dan internalisasi core values perusahaan kepada karyawan karyawan kami. Namun dalam pelaksanaanya agar dilakukan secara mandiri. Sebuah tantangan yang baru untuk menyelenggarakan pelatihan seperti ini, karena sebelumnya saya sering kali menyelenggarakan pelatihan ini namun saya bekerja sama dengan pusat pusat pendidikan TNI AD maupun TNI AU. Kali ini saya diminta untuk melakukan secara mandiri. Terbayang persiapan persiapan yang harus saya lakukan untuk penyelenggaraan kegiatan ini. Siapa nanti yang menjadi pelatihnya, bagaimana menyiapkannya, sedangkan kami bukan dari latar belakang pendidikan tentara. Bagaimana menyiapkan kegiatan yang diselenggarakan di luar kota, bagaimana manajemen peralatannya, bagaimana mempersiapkannya dan seterusnya.
Hal pertama yang harus kita lakukan ketika kita mendapatkan sebuah tantangan baru adalah kita harus siap melaksanakan, dan kita katakan bahwa kita bisa melaksanakan hal tersebut. Karena dengan kita memiliki motivasi seperti itu maka kita akan lebih mudah menemukan alternatif dan ide ide dalam menyelesaikan tantangan tersebut. Kita akan lebih tenang dalam mencari langkah langkah serta tahapan dalam menyelesaikannya. Dari tahapan tahapan tersebut jika bertemu dengan tantangan tantangan lagi maka dilakukan hal yang sama, yakin dengan sebuah motivasi bahwa kita bisa menyelesaikannya maka solusi solusi itu juga akan datang juga akhirnya. Saya kumpulkan tim HRD saat itu, dan ini adalah “gerak” saya yang pertama. Saya sampaikan visi dan misi nya dari tugas yang diberikan kepada saya. Saya ingin melibatkan tim mulai dari awal. Dari proses diskusi dan brainstorming ini akhirnya muncul banyak sekali ide dan langkah langkah. Dari “gerak” saya yang pertama ini akhirnya muncul gambaran gambaran gerak gerak lain yang akan saya lakukan bersama dengan tim dan gerak gerak tersebut adalah gerak gerak dalam rangka menyelesaikan misi kami. Satu demi satu langkah langkah dan panduan gerak gerak untuk kami, kami lakukan identifikasi. Mulai dari mempersiapkan kebutuhan pelatihannya, apa materi dan kurikulumnya, siapa yang akan menjadi pelatihnya, siapa yang akan menjadi panitianya. Bagaimana mempersiapkan pelatihnya dan bagaimana mempersiapkan panitianya. Bagaimana mempersiapkan tempatnya sampai kepada penyusunan rencana anggarannya. Semua kami lakukan listing dan kami buat rencana rencana pelaksanaanya. Setiap langkah “gerak” yang kami akan lakukan ternyata memberikan langkah langkah gerak baru yang akan menuntun kami kepada kemajuan. Dan bahkan tak jarang kami mendapatkan sebuah pengetahuan dan informasi informasi atau sesuatu hal yang baru yang menyenangkan. Seperti misalnya dalam kami akan mempersiapkan pelatihanya akhirnya saya bergerak untuk berkoordinasi dengan rekan lama di Divisi Infanteri I Kostrad dulu di Cilodong, beliau sekarang ternyata sudah berpangkat Kolonel. Dari pertemuan saya dengan beliau banyak cerita tentang pengalaman pengalaman beliau selama dinas ke beberapa daerah. Beliau bahkan menawarkan kepada saya tentang sebuah usaha yang dapat dilakukan bersama. Dan tentunya tujuan saya berdiskusi dengan beliau tentang bagaimana saya dapat mempersiapkan pelatih untuk pelatihan yang diamanahkan kepada saya dan tim tersebut bisa berjalan. Akhirnya pelatih dapat kami siapkan setelah mengikuti TOT yang kami lakukan bersama. Dengan bergerak kita akan leluasa untuk menemukan gerakan gerakan yang lain yang bermanfaat bagi kita.
Bergeraklah, karena di dalamnya ada keberkahan. Saya memaknai berkah ini sebagai sesuatu pertambahan nikmat atas nikmat yang sudah kita dapatkan. Ketika saya mengumpulkan kawan kawan tim HRD, saya mendapatkan nikmat waktu berdiskusi dengan mereka dan saya mendapatkan tambahan nikmat dengan ide ide dan langkah langkah yang semakin jelas untuk menyelesaikan masalah saya. Yang jika saya tidak “bergerak” melakukan hal itu, bisa jadi saya tidak mendapatkan ide dan alterntif yang semakin lebih baik dari mereka. Beberapa cerita dari beberapa rekan rekan baik di kantor untuk urusan kantor maupun bisnis dari rekan rekan yang menjadi pengusaha pun banyak membuktikan kaidah ini. Rekan saya di Kalideres Jakarta Barat, Namanya Pak Sobur, salah satu jamaah binaan saya pernah menyampaikan ceritanya kepada saya tentang keberkahan yang didapatkan dari usaha nya dalam menyelesaikan sebuah masalah yang sedang beliau hadapi. Saat itu beliau sedang mencari rekanan yang dapat memperbaiki atau merenovasi rumah beliau. Akhirnya setelah berdiskusi dengan saya, saya sarankan untuk bertemu dengan Pak Yusuf. Pak Yusuf ini memiliki usaha properti termasuk renovasi rumah. Setelah bertemu dengan Pak Yusuf, Pak Sobur mendapatkan informasi tentang suatu pekerjaan untuk anak sulung nya bukan hanya solusi atas renovasi rumah yang akan beliau lakukan. Dan akhirnya anak Pak Yusuf ini bekerja di sebuah perusahaan asuransi di Jakarta Selatan. Jika kita mau bergerak maka kita akan mendapatkan kenikmatan kenikmatan lain yang mengiringi.
Bergerak itu akan membersihkan diri dari penyakit penyakit cemas, rasa khawatir akan masa depan. Pernahkan anda merasakan kekhawatiran ketika anda sedang dinas, dan setelah anda membaca sebuah berita tentang penculikan anak yang sedang marak?. Jika ia, sama, saya pun mengalaminya. Saya khawatir dan cemas atas kabar dan isu tersebut. Dan rasa cemas tersebut bukan hanya saya rasakan, tapi juga di rasakan oleh istri saya karena istri saya juga seorang pekerja. Bahkan eyang eyang dari anak anak saya juga merasakan hal yang sama. Rasa cemas dan khawatir tersebut jika di biarkan, artinya kita tidak melakukan tindakan apapun, maka akan menjadi sebuah penyakit dengan efek domino yang sangat besar. Kecemasan yang kita rasakan akan menyebabkan kualitas waktu kita terganggu dan dapat mengakibatkan konsentrasi berkurang yang bisa membuat aktivitas kita tidak optimal. Bahkan pada pekerjaan dengan resiko kerja yang tinggi bisa membahayakan jiwa kita. Berbeda ketika kita kemudian melakukan tindakan. Kita bisa segera menghubungi anak kita atau menghubungi keluarga kita dan menanyakan kabar tentang kondisi anak atau keluarga kita. Ketika kita sudah mendapatkan kabar tersebut maka kita akan merasakan ketenangan. Izzuddin anak saya yang pertama beberapa kali sebelum tidur bilang kepada saya, “Abi aku takut tidur sendiri”. Karena cerita dari adik adiknya, kakaknya (Izzuddin) baru saja membaca cerita cerita horor, makanya kakaknya takut tidur sendiri. Saya kemudian mengajak izzuddin untuk melakukan kegiatan kegiatan permainan yang menyenangkan bagi dia, membuat kerajinan dari kardus, menggambar dengan crayon dan aktivitas lain dengan puzzle yang akhirnya dia sudah tidak lagi mengingat tentang cerita horor tersebut dan akhirnya dia tertidur dengan lelap.
Kaidah ini kita terapkan dalam sekup yang paling kecil untuk pribadi kita akan sangat relevan dan kita terapkan untuk organisasi yang lebih besar juga sangat relevan. Pada perusahaan atau bahkan pada organisasi organisasi kemasyarakatan berbangsa dan bernegara. Seperti dalam kaidah aliran air. Air yang menggenang dan diam akan lebih mudah terinfeksi dengan bakteri atau virus dan akan lebih cepat bau dibandingkan dengan air yang mengalir. Semakin deras aliran airnya maka akan semakin bersih dan semakin suci, bakteri dan virus juga akan semakin susah menempel pada air yang mengalir. Demikian juga dalam hidup kita. Kita harus senantiasa bergerak dan bergerak. Karena dalam setiap gerakan kita terdapat keberkahan.
Tetap Semangat
Jazakallah, mantep betul share ilmu nya, dalam setiap diri manusia pasti mempunyai permasalahan maka dari itu kita harus “bergerak”, bismillah dengan bergerak insyaallah ada perubahan, ada perbaikan, dan insyaallah allah akan menolong kita atas permasalahan kita,
Karena di setiap pergerakan ada keberkahan.
#lanjutkanmenuliskomandan
#tidak ada bosannya membaca tulisan komandan