Nur Saudi

Belajar menjadi Guru Dunia

Menu
  • Tentang Saya
Menu

Mengelola emosi kita

Posted on March 2, 2019March 29, 2019 by nursaudi

 

www.emotionatwork.co.uk
www.emotionatwork.co.uk

Pada tulisan kali ini saya tertarik menulis tentang salah satu manajemen diri yang mendasar dan penting untuk kita ketahui dan kita amalkan agar kita menjadi bagian dari tim yang unggul. Dimanapun kita berada. Baik ketika kita berada di rumah, di kantor, di lingkungan kolega kita maupun di masyarakat. Baik ketika kita menjadi seorang pemimpin, menjadi seorang rekan kerja dari rekan kerja yang lain maupun ketika kita menjadi bawahan dari atasan kita. Manajemen diri ini adalah bagaimana kita mampu mengelola emosi kita. Mengelola emosi merupakan hal yang penting bagi semua orang. Tidak ada seorang pun yang senang menghabiskan waktu di dekat sebuah bom waktu emosional yang mungkin akan meledak sewaktu waktu. Mengelola emosi menjadi lebih penting lagi bagi kita yang menjadi seorang pemimpin karena apapun yang kita lakukan benar benar mempengaruhi banyak orang.

Berbicara mengelola emosi adalah tahu kapan harus memperlihatkan emosi dan kapan harus menahannya. Terkadang, kita perlu untuk memperlihatkannya agar orang orang di sekitar kita dapat merasakan apa yang kita rasakan. Hal tersebut akan menggerakkan mereka. Apakah itu manipulatif ?. saya kira tidak, selama kita melakukannya demi kebaikan tim kita, dan bukan demi keuntungan mereka sendiri. Saat tagihan listrik bulanan kami meningkat dengan tajam, suatu ketika tagihan listrik di rumah kami naik dua kali lipat dari bulan sebelumnya, saya share di WA group keluarga kami. Di dalam WAG tersebut ada saya, istri saya, dua adek sepupu saya dan bibi yang membantu kami di rumah. Saya katakan kepada mereka “Bukan main, kenapa tagihan listrik kita bulan ini dua kali lipat dibandingkan dengan bulan kemarin ya..? sepertinya nanti malam kita perlu diskusi untuk ini.” Pada malam harinya sepulang kami dari kantor, kami meeting keluarga, termasuk anak anak kami yang berusia 9 tahun dan 8 tahun. Saya menyampaikan kegelisahan dan keterkejutan atas kenaikan tagihan listrik ini, dan ternyata cukup efektif. Dengan menunjukkan kegelisahan itu, berimbas pada kegelisahan yang sama kepada semua orang dalam keluarga kami. Yang akhirnya mereka memiliki kepedulian yang sama seperti kepedulian yang saya harapkan. Kami memastikan tidak menghidupkan lampu dan alat alat listrik yang tidak diperlukan. Kami sepakati untuk melakukan manajemen pemompaan air agar frekuensinya tidak terlalu sering sehingga tidak menarik daya awal yang tinggi serta kami seting suhu AC di ruangan rumah kami atomatis di angka 25 derajat. usaha dan komitmen kami ternyata cukup efektif, pada bulan bulan selanjutnya tagihan listrik di rumah kami kembali normal.

Kita dapat menunjukkan emosi kita kepada orang orang di sekeliling kita dengan sebuah tujuan agar mereka mengetahui apa yang kita lihat, yang kita dengar dan kita rasakan. Bahkan pada beberapa kasus, kita harus menunjukkan emosi ini kepada tim kita atau kepada orang orang di sekeliling kita demi kebaikan bersama. Seorang Direktur keuangan akan menyampaikan kepada manajemen perusahaannya bahwa cash flow keuangan perusahaan daam posisi yang menghawatirkan, “jika kita tidak bisa mengevaluasi dan memperbaiki efektifitas dari setiap proses operasi yang kita lakukan dan kita tidak bisa mengontrol anggaran operasional kita, bisa mengakibatkan kerugian yang sangat besar dan akibatnya bisa cukup fatal karena operasional perusahaan kita akan terganggu”. Emosi yang ditunjukkan oleh sang Direktur ini menjadi sebuah keharusan karena jika tidak ditunjukkan kepada manamejem yang lainnya bisa jadi mereka akan lupa dan melewatkan efektivitas dan efisiensi dari proses proses yang seharusnya mereka lakukan. Harapannya manajemen yang lain akan memiliki antusiasme yang sama dalam hal efektivitas dan efisiensi dari setiap operasional dalam perusahaan. Pun demikian jika anda menjadi seorang supervisor atau menjadi atasan dari organisasi anda, jika anda melihat bahwa kinerja tim anda tidak bagus dan jika berlanjut kondisi itu bisa merugikan tim atau perusahaan anda, maka anda hukum nya wajib menyampaikan dan mengelola emosi anda dengan menunjukkan kepada tim anda atas apa yang anda lihat dan anda rasakan. Agar mereka yang menjadi tim atau bagian dari tim anda akan sadar bahwa mereka harus melakukan hal seperti yang akan anda lakukan.

Seorang ayah dapat menunjukkan emosi nya kepada anak anak mereka atas nilai dan cara belajar anak anak mereka yang mulai menurun. Seorang istri pun bisa menunjukkan emosinya kepada sang suami ketika suami kurang mengontrol pengeluaran bulanan dalam rumah tangga mereka. Seorang teman dapat menunjukkan emosi ketidak sukaan nya atas perilaku yang dilakukan oleh temannya yang cenderung membayakan jiwanya dan jiwa orang lain dalam berkendara di jalan raya. Seorang ketua RT atau Ketua RW dapat dan bahkan wajib menunjukkan emosinya kepada warganya ketika banjir sering melanda lingkungan mereka karena tidak sadarnya warga dalam menjaga lingkungan dengan membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan saluran air mampet. Demikian juga seorang camat, seorang bupati, gubernur bahkan presiden sekalipun dapat mengelola emosi dengan menunjukkan kepada warga mereka untuk kepentingan mereka. Baik dalam dunia professional dalam organisasi perusahaan maupun dalam organisasi wirausaha yang sedang anda rintis, anda dapat mengelola emosi dengan menunjukkan emosi terhadap sebuah kondisi untuk kebaikan tim anda. Kebaikan organisasi anda.

Bentuk pengelolaan emosi yang lain adalah bahwa kita harus menahan perasaan kita. Kita menahan emosi kita. Di dalam bukunya yang berjudul American Soldier, Jenderal Tommy Franks menulis tentang sebuah insiden mengerikan yang terjadi di Vietnam ketika ia menjadi seorang perwira junior dengan memberikan contoh yang ditunjukkan oleh Letkol Eric Antilla, yang mendahulukan para anak buahnya daripada kebutuhan emosionalnya sendiri :

“Saya mempelajari sorot mata Eric Antilla. Saya tau ia terjerat oleh penderitaan yang mendalam, tetapi ia tidak pernah membiarkannya terlihat. Kami sedang di tengah medan peperangan, ia sedang memimpin pasukan yang tengah berperang. Ketenangannya dalam menghadapi malapetaka tersebut memberi kami semua kekuatan. Ia akan berduka cita selama satu jam, tetapi kemudian ia akan berdiri tegar. Di dalam peperangan para komandan harus dapat menahan emosi mereka hingga mereka mampu mengeluarkannya.”

Saya juga teringat tentang bagaimana menahan emosi ini menjadi penting bagi sebuah industri jasa. Saat itu kami rombongan Tim Implementasi Core Values PT. Pamapersada Nusantara sedang melakukan kunjungan ke Blue Bird taksi. Kami menilai bahwa Blue Bird adalah perusahaan transportasi handal di Ibukota dan kota kota besar lainnya dengan ribuan partner driver taksi dengan kualitas pelayanan yang prima. Kami akan sharing pengelolaan culture dari perusahaan yang bisa diterapkan kepada perusahaan kami saat itu. Setelah kami meeting bersama dengan manajemen Blue Bird, kami diajak berkeliling di kantor operasional mereka. Mulai dari bagian maintenance, bagian SDM sampai pada bagian customer service. Saya melihat sesuatu yang menggelitik pikiran saya ketika saya melihat hampir semua customer service yang melayani telepon dari pelanggan pelanggan mereka. Belasan karyawan berderet dengan sangat santun melayani pelanggan, baik yang akan memesan taksi, maupun yang komplain terhadap lama nya waktu pelanggan menunggu taksi yang sudah di pesan. Hampir semua customer service tersebut membawa dan menggenggam sebuah bola karet. Saya bertanya kepada guide kami “Pak, mengapa mereka membawa bola karet semua?” Guide kami mengatakan “Sebagai perusahaan jasa, pelanggan adalah raja. Kami harus bisa memastikan customer service kami selalu dalam pelayanan yang prima di sambungan telepon. Sekalipun pelanggan komplain, marah, kesal dan sebagainya tidak boleh di ladeni dengan kekesalan yang akan menyebabkan pelanggan menjadi lari. Emosi dari para karyawan customer service ini harus di tahan dan salah satu caranya adalah dengan mereka meremas remas bola karet tersebut.”

Mereka menahan emosi mereka karena dengan begitu akan memberikan keuntungan kepada organisasi mereka. Memberikan keuntungan kepada perusahaan mereka. Dalam kondisi tertentu, kita harus dan bahkan wajib menahan perasaan dan emosi kita kepada orang orang yang berada di sekitar kita. Kita tentunya ingat bahwa berbohong itu sangat dilarang kecuali salah satunya adalah bohongnya seorang suami untuk tetap memuji masakan istrinya. Sekalipun kurang enak di lidah sang suami, sang sumi tidak terus mengatakan bahwa makannya kurang atau tidak enak. Akan tetapi dengan lembut tetap mengatakan bahwa masakan istrinya adalah masakan yang lezat. Apakah ini salah, tidak. Karena menahan emosi pada kondisi dan waktu yang tepat akan jauh memberikan keuntungan kepada diri kita, kepada tim kita, pada kolega kita, pada persabahatan kita bahkan pada kondisi masyarakat berbangsa dan bernegara kita. Kita bisa bayangkan jika seorang gubernur atau seorang presiden yang tidak bisa menahan emosi mereka terhadap kelompok kelompok masyarakat yang bertentangan dengan mereka. Dan sang pemimpin itu menunjukkan emosinya kepada rakyatnya. Luar biasa mengerikan, bisa bisa terjadi perang saudara.

Saya pernah membaca sebuah artikel bahwa orang yang memiliki masalah emosional memiliki 144% kemungkinan untuk mengalami kecelakaan mobil dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki masalah emosional. Studi yang sama dengan jelas menyatakan bahwa satu dari lima korban kecelakaan fatal terlibat pertengkaran dengan orang lain dalam waktu enam jam sebelum kecelakaan tersebut. Inti dari pengelolaan emosi adalah bahwa kita harus mendahulukan orang lain – bukan diri anda sendiri – dalam cara kita menangani dan mengolahnya. Entah kita akan menahan atau memperlihatkan emosi kita, hal itu bukan demi kepuasan kita sendiri. Kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, apa yang dibutuhkan oleh pasangan kita, oleh anak kita, oleh sahabat kita, teman kita, tim kita, anak buah kita, atasan kita, warga ataupun rakyat kita. Bukan apa yang membuat kita lebih baik.

Kapan kita tunjukkan emosi dan kapan kita tahan emosi kita adalah saat waktu dan kondisi yang terbaik untuk tim kita.

Tetap semangat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Paling Banyak Dibaca

  • Buatlah target dan rencana kerja harian
    Buatlah target dan rencana kerja harian
  • Menghadapi pemimpin yang tidak efektif
    Menghadapi pemimpin yang tidak efektif
  • Manfaat Program Improvement bagi organisasi dan atau perusahaan
    Manfaat Program Improvement bagi organisasi dan atau perusahaan
  • Tulus, kata yang ringan diucapkan namun berat dilakukan
    Tulus, kata yang ringan diucapkan namun berat dilakukan
  • Kisah Santri bebal menjadi Ulama besar
    Kisah Santri bebal menjadi Ulama besar

Artikel Terbaru

  • Manfaat disiplin waktu
  • Disiplin Waktu (1)
  • Disiplin Kerja (2)
  • Disiplin Kerja (1)
  • Disiplin dan Kesadaran diri

Categories

  • Inspirasi dan Renungan
  • Manajemen dan Kepemimpinan
  • Menjadi Karyawan Hebat
  • Uncategorized
© 2021 Nur Saudi | Powered by Superbs Personal Blog theme