
Walaupun tulisan tentang topic ini sudah sering di bahas dan bahkan setiap kita juga sudah mengetahui nilai nya, namun membaca dan meresapinya selalu memunculkan inspirasi dan pelajaran. Pelajaran tentang pilihan pilihan dalam hidup dan setiap pilihan itu selalu ada konsekuensinya. Selalu.
Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang. Dan untuk dapat menjulangkan tunasnya, bibi yang pertama ini harus berusaha dengan keras, menancapkan akar akarnya ke dalam tanah. Ketika tanahnya keras tidak jarang ujung akarnya harus terkoyak karena kerasnya tanah di dalam tersebut. Ujung tunas untuk bisa naik di atas permukaan juga harus menembus celah celah tanah yang berada di atasnya. Belum lagi ketika bertemu dengan tanah bebatuan yang berada di atasnya. Karenanya tak jarang pula ujung tunas bibit ini juga terluka karena kerasnya tanah di atasnya. Namun ini adalah pilihan sang bibit pertama dan itulah pula konsekuensi yang harus di terima oleh sang bibit. Dia bisa saja menyerah dengan rasa sakit yang mendera namun tentunya keinginan untuk dapat menjulangkan tunasnya di atas tanah hanyalah sebuah angan angan belaka.
Bibit yang kedua bergumam. “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera. Dan ini adalah konsekuensi yang juga yang diterima oleh bibit kedua. Yang bahkan dengan tidak melakukan apapun tetap mendapatkan sebuah resiko atau konsekuensi atas pilihan yang di ambil. Karena tidak melakukan sesuatu pun adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan adalah resiko.
Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan,kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan selalu ada konsekuensinya, ada resiko nya. Maka, pilihlah dengan bijak. Bila kita menginginkan sebuah perubahan, janganlah terus menunggu. Terus menunggu tanpa melakukan apa-apa tidak akan menghasilkan apapun, seperti bibit yang kedua. Ada baiknya bila kita menjemput perubahan itu, seperti bibit pertama tadi. Jangan takut bila hal buruk terjadi, karena semua di dunia ini selalu ada resikonya. Bila kita menginginkan perubahan, buatlah perubahan itu terjadi.
Tetap Semangat dan Kontribusi Terbaik
Salam Hormat