
Dalam sesi diskusi dan Tanya jawab dalam pelatihan Ibad Camp yang diselenggarakan tanggal 7 – 8 Desember 2019 di Kosambi Tangerang kemarin, saya ditanya oleh salah seorang peserta, “Pak Saudi, bagaimana cara kita menghadapi lingkungan yang tidak sesuai dengan kita harapkan, misalnya kita bertemu dengan atasan yang tidak objective dalam melakukan penilaian kepada tim nya atau ketika bertemu dengan hasil kerja yang tidak sesuai dengan yang kita rencanakan?”. Pertanyaan ini cukup menarik untuk saya bahas kembali karena saya dulu pernah memulis dengan topic yang hampir sama, judulnya “ini adalah sesuatu yang baik” – tulisannya ada di blog saya www.nursaudi.com. Tapi dalam tulisan ini saya akan membuat pendekatan yang lain ketika kita menghadapi kondisi yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan kita, seperti yang di tanyakan oleh rekan peserta yang bertanya tadi.
Pendekatan yang saya maksudkan adalah menjadi pembelajar seumur hidup. Yup, menjadi pembelajar bukan menjadi yang lain. Dengan menjadi pembelajar maka kita akan menangkap apapun kondisi yang terjadi pada diri kita sesungguhnya adalah materi materi pelajaran yang akan bermanfaat bagi kita sehingga kita harus mempelajarinya. Itulah filosofi pembelajar. Salah satu peserta menyeletuk, “berarti hampir sama dengan pengertian selalu berpikiran positif ya Pak?” saya katakana “Serupa namun tidak sama, berpikiran positif sifatnya adalah kata sifat, pasif, namun pembelajar itu bukan hanya berpikiran positif namun juga aktif untuk mencari materi pelajaran di balik sebuah situasi atau kondisi tersebut. Jika bertemu dengan atasan yang tidak objektif dalam melakukan penilaian terhadap anggota tim nya, seorang yang berpikiran positif dia akan mensugesti dalam dirinya “Atasan saya sedang ada masalah bisa jadi” atau “barangkali ada informasi yang tidak lengkap diterima oleh atasan saya sehingga menilai saya tidak objectif”. Namun orang pembelajar dia akan mencari ilmu apa di balik kejadian atasan nya yang melainya tidak objectif tersebut, dan akan menjadikan ilmu tersebut sebagai pengalaman yang berharga untuk melakukan perbaikan pada kesempatan yang selanjutnya. “Kenapa atasannya menilai saya tidak objectif?”, “Kenapa saya dinilai tidak objectif?”, akan mendapatkan ilmu itu, dan bisa jadi akan lebih dari dua atau tiga ilmu yang didapatkan dari satu pertanyaan tersebut. “Bisa jadi karena atasan saya tidak mendapatkan informasi yang lengkap tentang penilaian kinerja saya” salah satu kemungkinan ilmu itu. Dan setelah mendapatkan satu ilmu tersebut, dia akan menjadikan ilmu tersebut untuk perbaikan di waktu yang akan datang. Sebelum di lakukan penilaian kinerja nya, dia akan menyampaikan dan mengkonfirmasi bahwa semua informasi yang dibutuhkan dalam penilaian kinerja itu sudah sampai kepada atasannya. Demikian juga dengan ilmu yang lainnya. Dari setiap ilmu yang didapatkan akan dijadikan perbaikan di waktu yang akan datang.
Sehingga menjadi pribadi pembelajar memiliki dua criteria yaitu Mencari ilmu nya dan menggunakan ilmunya. Dan kaidah ini kita terapkan dalam semua kondisi. Tidak semua orang dapat mensikapi kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya, namun hampir semua orang akan menerima sebuah kondisi yang sesuai dengan keinginan dan harapannya. Semua orang akan siap dengan kebaikan, keberhasilan dan kesuksesan. Namun tidak banyak orang yang siap dengan kegagalan. Prinsip prinsip pribadi pembelajar ini jika kita terapkan dalam kehidupan kita maka akan menjadikan diri kita dan hidup kita bukan hanya tenang, namun juga bertumbuh dan meningkat.
Sebelum terlupakan, terhadap kondisi yang baik, kondisi yang sesuai dengan keinginan dan harapan kita pun kita harus menerapkan prinsip prinsip pembelajaran ini. Bukan hanya terhadap kegagalan kita mencari ilmu dan akan kita amalkan kedepannya. Namun juga ketika ada keberhasilan, pencapaian pencapaian yang baik pun kita cari ilmunya dan dengan ilmu tersebut kita akan gunakan untuk memastikan agar di kesempatan yang akan datang kita tetap bisa menjaga hasil yang sama. Syukur syukur bisa menaikkan nilai dari kualitas diri kita.
Orang orang sukses, dalam semua panggilan jiwa, tidak pernah berhenti mendapatkan ilmu terkait dengan tujuan utama, bisnis atau profesi mereka. Orang – orang yang tidak sukses biasanya membuat kesalahan dengan percaya bahwa periode untuk mendapatkan ilmu berakhir ketika seseorang menyelesaikan sekolah. Tetapi aspek yang paling berharga dari pendidikan tinggi adalah rasa ingin tahu yang dipupuknya (keinginan untuk belajar) dan ketrampilan belajar serta berpikir – kemampuan membaca dan memahami serta membuat penilaian cerdas tentang kebenaran dan nilai informasi yang disajikan. Itulah mengapa terdapat sebuah kalimat motivasi yang mengatakan “Kegagalan Anda adalah Keberhasilan dalam menemukan pengalaman untuk mengalahkan kegagalan selanjutnya dan kegagalan saat ini adalah pijakan untuk level keberhasilan selanjutnya”.
Setelah kita mengetahui prinsip prinsip pembelajaran ini selanjutnya kita komitmen dan konsistensikan dalam kehidupan kita. Bertemu kondisi apapun, kita akan sikapi dengan jiwa pembelajar. Betapa jalan kebahagiaan dan kesuksesan kita semakin tertata dan terbuka. Dan yang pasti kita tidak takut dengan kehidupan ini. Apapun bentuk dan kondisi nya.
Tetap Semangat dan kontribusi terbaik
Salam Hormat