
Beberapa waktu yang lalu, seorang adik kelas waktu kuliah Fakultas Teknik Undip Semarang, WA kepada saya “Mas, minta doanya, aku lagi ikut seleksi Pertamina. Biar diterima. Sama sekalian, minta saran dong…aku cemas banget..berharap bisa diterima, soalnya ini sudah usaha yang kedua kali”. Akhirnya saya balas WA beliau dengan mengirimkan pesan suara, karena ternyata lebih cepet, hehe. Dan rasnaya saya tertarik untuk berbagi pendapat saya tentang topic seputar kecemasan ini.
Saya yakin kita pernah atau bahkan mungkin sering mengalami perassaan cemas dan khawatir ini dalam keseharian kita. Kita mengkhawatirkan pekerjaan kita, besok masuk kantor akan meeting dengan pimpinan dan “ada kemungkinan” kita akan kena omelan dari atasan kita. Atau kita mengkhawatirkan orang tua kita yang saat ini berada di kampung, karena musim penghujan, khawatir jika “ada kemungkinan” banjir melanda. Ataupun kekhawatiran kekhawatiran yang lainnya. Bisa jadi tentang anak anak kita, maupun sikap teman kita yang “ada kemungkinan” akan menjauhi diri kita. Bahkan beberapa orang bisa jadi akan berkata kepada kita, “Anda seharusnya khawatir” !. Dan perasaan ini adalah perasaan yang wajar. Namun kita perlu mengelola nya agar cemas dan khawatir ini tidak menimbulkan efek domino yang semakin buruk untuk tubuh kita.
“Pertanyaan saya kenapa anda harus cemas ? jika anda sudah berusaha dengan maksimal dan ternyata akhirnya anda tetap tidak diterima, terus apa masalahnya bagi anda ?”. salah satu nasehat saya kepada adik kelas saya tersebut. Saya juga melanjutkan “Kecemasan Anda muncul karena Anda meminta terlalu banyak hal dari diri sendiri. Kesempurnaan dalam pekerjaan atau target dari usaha kita membuat tubuh merasa tidak tenang dan sulit menerima kegagalan. Untuk itulah, lebih baik menerima bahwa terkadang hal-hal dalam hidup tidak seperti yang kita harapkan. Lebih baik, tanyakan pada diri sendiri tentang apa yang salah dan apa yan bisa diubah untuk membuatnya lebih baik. Apa yang bisa Anda lakukan untuk menyingkirkan kecemasan itu. Belajar, berlatih saja sekarang, berusaha dan mempersiapkan yang terbaik. Jangan ikuti kecemasan itu. Karena akan menggerogoti kesehatan jiwa Anda”.
Ada pepatah Arab mengatakan, jika setiap masalah ada solusinya, mengapa Anda khawatir? Namun jika masalah tidak memiliki solusi, mengapa Anda masih khawatir? Ada banyak hal yang tidak bisa dikendalikan. Kondisi inilah yang terkadang membuat kita cemas. Yang paling penting adalah, bagaimana kita belajar menghadapi mereka sebaik mungkin. Karena kekhawatiran lebih buruk daripada menjadi orang yang tidak berguna. Hal ini sangat buruk untuk kesehatan anda. Jadi apa yang harus dilakukan mengenai kekhawatiran ini ? Tunda dulu !. pertama segera ambil tindakan dan tundalah kekhawatiran tanpa batas. Itulah hal hal yang orang efektif lakukan.
Kapanpun anda merasa khawatir, tanyakan kepada diri Anda. “masalah apa yang terjadi selanjutnya”?”. Mungkin saja penyebab Anda cemas adalah ketika atasan meminta melakukan tugas-tugas tertentu atau karena lalu lintas perjalanan Anda yang semakin kacau sehingga Anda bisa datang terlambat. Ketika penyebab cemas ini sudah diketahui, lebih mudah untuk mengendalikan perasaan tersebut. Jika permasalahannya adalah pada tugas yang banyak, diskusikan hal itu disertai dengan solusinya. Namun, apabila ini diakibatkan lalu lintas, cobalah lewati jalur lain atau berangkat lebih awal. Lakukan tindakan dan jangan ikuti perasaan cemas itu, alihkan dengan sesuatu yang bisa menghilangkan perasaan itu. Lakukan tindakan apapun untuk mewujudkan “kemungkinan yang lainnya”. Kemungkinan yang sesuai dengan harapan kita saat ini, dan hal itu hanya bisa kita lakukan jika kita menjemputnya dengan tindakan saat ini, atau bahkan bisa jadi jauh jauh hari sebelumnya.
Karena sesungguhnya kekhawatiran kita ini adalah berbicara tentang masa depan. Satu menit yang akan datang, satu jam, satu hari, atau mungkin satu bulan atau tahun yang akan datang. Dan pertanyaan saya, “Apalah kita bisa mengendalikan masa depan?. Apakah kita menguasainya?. Tidak, kita tidak dapat mengendalikan. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha semaksimal kita agar masa depan itu sesuai dengan yang kita harapkan. Namun hasil nya seperti apa, kita tidak punya kuasa atas itu.
Bahwa masa depan itu akan datang dengan pengumuman diterima di Pertamina, atasan yang menerima laporan pekerjaan kita, kondisi orang tua di kampung yang sehat dan tidak ada banjir. Semuanya adalah usaha yang bisa dilakukan sebelum masa depan itu menjadi masa kini. Saat ini. Tebak apa yang Anda temukan, ketika Anda memiliki kecemasan akan sesuatu. Anda tidak mempunyai masalah apapun kecuali dihantui perasaan kecemasan tadi. kecuali Anda berada dalam situasi yang mengancam jiwa !. tentu saja, bencana, penyakit dan krisis keuangan akan terjadi. Namun tidak ada alasan untuk hidup seperti seekor kelinci yang ketakutan.
Kita akan berurusan dengan berbagai macam masalah setiap saat. Hal ini terjadi ketika pikiran kita melayang menuju masa depan yang menghancurkan kita. Kita tidak hidup di masa kini namun hidup di masa depan, ini yang menjadi masalah sebenarnya. Tetaplah pada saat sekarang ini !. lakukanlah apa yang dapat anda lakukan hari ini dan hilangkanlah kekhawatiran anda. Lihatlah kehidupan Anda. “Pernahkan Anda berada dalam situasi di mana anda tidak sanggup bertahan?” Toh ternyata jawabannya adalah tidak pernah. Anda dapat mengatasinya sekarang. Kita dapat mengatasinya kan, buktinya kita sampai pada posisi saat ini. Hanya masa depan yang memberi anda masalah. Perasaan yang salah tenyang masa depan. Kita mencemaskannya, itulah masalahnya.
Dan jika setelah membaca artikel singkat ini Anda masih juga memiliki kecemasan yang berlebihan. Maka sudah saatnya Anda duduk di taman, berkemah, dengarkan suara burung, berjalan di pinggir pantai. Anda perlu segera ambil cuti dan berlibur bersama keluarga Anda. Hehe..
Selamat berlibur