
Pada leval jabatan apapun, sangat normal dan wajar jika karyawan itu akan menginginkan promosi pada jabatan yang lebih tinggi. Bahkan bukan hanya pada sebuah organisasi perusahaan yang terikat dengan hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan baku perusahaan, pada organisasi apapun, baik yang formal maupun non formal juga akan berlaku kaidah ini. Orang orang akan lebih senang mendapatkan penghargaan social yang lebih tinggi, mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Salah satu jalan benar dan sah yang dapat kita lakukan adalah dengan mengambil pekerjaan pekerjaan yang sulit.
Setiap nama nama para pahlawan yang harum disebut itu, mereka adalah orang – orang yang telah membuktikan kaidah ini, mereka adalah orang orang yang telah mengambil pekerjaan pekerjaan “sulit” yang tidak diambil oleh orang – orang di sekelilingnya. Orang – orang yang sekarang menjadi pemimpin tertinggi di perusahaan Andan, adalah orang – orang yang sudah membuktikan itu. Penghargaan itu akan kita dapatkan sebanding dengan tingkat kesulitan yang akan kita hadapi. Semakin sulit pekerjaan yang kita lakukan maka kita akan semakin berhak mendapatkan penghargaan yang semakin tinggi.
Saya selalu suka berbicara tentang produktivitas kerja, dan selalu bergairah jika bertemu dengan kolega maupun kawan diskusi yang frekuensinya sama pada channel ini. Dalam sebuah sesi diskusi dengan rekan rekan praktisi ke HRD an, masing – masing peserta menyampaikan pengalaman dan pendapat mereka tentang cara yang terbaik dan tercepat untuk mengetahui bahwa kandidat calon karyawan yang akan kita rekrut itu sudah tepat atau tidak untuk perusahaan kami. Pada giliran saya, saya menyampaikan, “Salah satu pertanyaan yang selalu saya sampaikan pada calon karyawan adalah, “bagaimana pendapat anda tentang perusahaan ini ?. dan ketika diberikan pertanyaan ini terdapat dua polarisasi jawaban dari kandidat, pertama adalah mereka yang menjual objektivitas nya untuk mendapatkan perhatian dari saya, dengan mengatakan perusahaan ini sangat bagus,…bla … bla …bla….dan saya sangat senang dengan pujian pujian yang diberikan. Hanya masalahnya, saya tidak menghendaki karyawan kami adalah orang yang hanya pintar menyampaikan pujian. Namun karyawan yang akan mewujudkan pujian itu diberikan oleh customer customer kami. Karenanya, saya akan selalu memberikan kredit poin lebih kepada kandidat yang menjawab pertanyaan saya dengan jawaban, “Saya rasa, perusahaan ini adalah perusahaan yang baik, karena salah satu motivasi saya mengikuti seleksi ini juga karena saya tahu hal itu. Tanpa bermaksud menggurui, sesuai dengan referensi yang saya dapatkan, perusahaan ini perlu melakukan terobosan terobosan tertentu agar lebih efektif dan efisien proses kerjanya. Lebih banyak profitnya dengan program ini dan itu. Dan berdasarkan pengalaman saya, saya akan melakukan itu dan berkontribusi dengan perbaikan perbaikan itu”. Pujian yang objektif dan seimbang. Dan yang pasti saya mendapatkan calon karyawan yang hebat, karena dia akan melakukan pekerjaan pekerjaan “yang sulit” tersebut”.
Karena keumuman dari orang biasa biasa saja adalah mereka yang tidak mau masuk di level ini. Tidak mau mencari “masalah” dengan melakukan pekerjaan pekerjaan yang sulit. Orang itu relative tidak menyukai masalah, cepat lelah jika dilanda masalah, dan akan melakukan hampir apapun untuk melarikan diri dari masalah. Karenanya kaidah melakukan pekerjaan pekerjaan yang sulit ini hanya akan dilakukan oleh mereka – mereka yang “terpilih”. Dan kita adalah salah satu atau salah duanya. Padahal mengambil masalah, dengan mengambil pekerjaan yang sulit tidak hanya membuat orang lain menghargai anda, tetapi hal tersebut juga membantu anda menjadi orang yang akan mendapatkan posisi pengaruh yang semakin tinggi. Menjadi alami jika ada seorang pemimpin yang terpilih karena telah melakukan pekerjaan yang sulit. Kita mempelajari ketegaran dan kegigihan melalui tugas yang sulit, bukan yang mudah. Pelaut yang ulung itu tertempa karena melalui badai lautan di tengah samudra yang semakin jauh dari daratan.
Saat memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah banjir di Jakarta kemarin. Saya di telepon oleh seseorang yang akan memberikan bantuan yang serupa. “Pak jika sudah ada akses jalan yang bisa masuk tanpa melalui jalan yang terkena banjir nanti tolong kami dikabari ya”. Saya katakana kepada beliau “Jika anda punya orang – orang yang hanya akan datang apabila mereka tidak mau terkena air padahal akan membantu korban banjir, saran saya, bantuan Bapak di taruh di Posko bantuan saja. Jika orang Bapak ingin membantu saya dengan syarat tersebut, saya sarankan tidak usah turun ke lokasi. Bahkan saya menginginkan orang yang akan datang meskipun tidak ada jalan sama sekali yang kering.” Itulah yang diinginkan oleh orang lain, wajar bahkan sangat wajar dengan kaidah ini. Mereka menginginkan individu yang bersedia melakukan hal yang tidak mau dilakukan oleh orang lain.
Dalam konteks dunia profesionalisme, hanya sedikit hal yang mendapatkan apresiasi lebih cepat dari lingkungan kita daripada seorang yang mempunyai sikap”apapun resikonya saya akan kerjakan”. Itulah yang harus dimiliki oleh orang yang ingin mendapatkan penghargaan yang lebih, menjadi pemimpin yang lebih tinggi, menginginkan promosi jabatan yang lebih tinggi. Kemampuan untuk menyelesaikan tugas yang sulit akan mendapatkan penghargaan dari orang lain dalam waktu yang sangat cepat. Saya menekankan bahwa salah satu cara tercepat untuk meraih kepemimpinan adalah penyelesaian masalah.Mereka harus bersedia dan mampu berfikir di luar deskripsi tugas mereka, bersedia menangani jenis pekerjaan yang tidak mau ditangani orang lain, mampu menghadapi dan melewati tantangan yang tidak banyak orang mampu melakukannya.
Jika ingin naik level penghargaan kita, lakukan dan ambil pekerjaan pekerjaan yang sulit.
Tetap Semangat