
Dalam bekerja dengan banyak jenis kelompok dari segala jabatan, saya mencermati dan mendapatkan dua kondisi yang bertolak belakang terkait kemampuan berbicara dengan berterus terang. Pada momen tertentu, ada orang yang mampu berbicara dengan lantang seolah air yang mengalir dari suatu mulut bejana. Semua ide tersampaikan, semua gagasan terlontarkan, maksud dan tujuan dari apa yang kita bicarakan pun dimengerti oleh lawan bicara kita. Namun pada momen yang lain, bisa jadi sebaliknya, saya menyaksikan beberapa orang yang menurut saya memiliki persepsi yang tajam dan kemampuan asli yang besar, membeku dan gagal berpartisipasi dalam sebuah diskusi. Ide yang ada di pikiran nya tidak tersampaikan, gagasan gagasan nya tidak terlomtarkan, yang terkadang banyak penyesalan akan kenyataan tersebut setelah momentum tersebut berlalu.
Kita berbicara tentang, bagaimana kita menjadi pribadi yang berbicara berterus terang. Apa yang ada dalam pikiran kita sampaikan, apa yang menjadi gagasan kita, kita sampaikan. Mudah memang, bagi sebagian orang, namun tidak mudah bagi sebagian orang yang lain. Kita pernah melakukan atau bisa jadi kita pernah bertemu dengan orang lain dengan kondisi seperti ini. Kondisi yang tidak menyampaikan apapun ketika berdiskusi atau ketika hadir dalam sebuah meeting pertemuan. Ini bukan berarti bahwa orang-orang ini tidak mau berdiskusi, melainkan mereka terkena salah satu dari dua hal, pertama adalah bahwa mereka tidak bisa mengikuti diskusi atau meeting itu dan yang kedua adalah bahwa mereka tidak mempunyai kepercayaan diri. Orang yang tidak bisa mengikuti alur diskusi, saya rasa mereka adalah orang yang tidak bertanggung jawab dengan posisinya di dalam diskusi dan forum itu. Integritas yang patut di pertanyakan.
Beberapa kemungkinan ini terjadi pada kita atau mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri dalam menyampaikan pendapat dengan terus terang. Mereka berpikir dalam hati: “Opini saya mungkin tidak berharga. Jika saya mengatakan sesuatu saya mungkin tampak bodoh. Saya tidak mau berkata apa-apa. Selain itu, orang lain mungkin lebih tahu daripada saya. Saya tidak mau orang lain tahu betapa bodohnya saya.” Padahal setiap kali orang yang tidak percaya diri gagal berbicara, ia merasa semakin tidak memadai, semakin inferior. Acap kali ia membuat janji palsu kepada diri sendiri (yang jauh di dalam hatinya ia tahu tidak akan ia penuhi) untuk berbicara “lain kali.”
Ini sangat penting: tiap kali kita gagal berbicara, kita mengambil satu dosis lagi dari racun kepercayaan. Kita menjadi semakin kurang percaya diri. Karenanya, kemampuan berbicara ini walaupun secara logika adalah hal yang sangat mendasar dimiliki olah seseorang, namun tidak pendek pembahasan tentang motivasi untuk membangkitkan keberanian seseorang ketika berbicara dengan orang lain.
Padahal jika kita menilik pada sisi positif, semakin banyak Anda berbicara, semakin besar Anda menambah kepercayaan diri Anda, dan semakin mudah untuk berbicara terus terang pada kesempatan berikutnya. Berbicaralah terus terang. Ini adalah vitamin pembangun kepercayaan. Manfaatkan pembangun kepercayaan ini. Jadikan kaidah untuk berbicara dengan berani pada tiap pertemuan terbuka yang Anda ikuti. Berbicaralah, katakan sesuatu secara sukararela pada tiap rapat bisnis, pertemuan panitia, forum komunitas yang Anda hadiri. Jangan buat perkecualian. Beri komentar, buat saran, ajukan pertanyaan. Dan jangan menjadi orang terakhir yang berbicara. Cobalah menjadi pemecah kekakuan, orang pertama yang memberikan komentar. Dan jangan pernah khawatir akan tampak bodoh. Anda tidak akan tampak demikian. Untuk tiap orang yang tidak setuju dengan Anda, kemungkinannya ada satu orang yang akan setuju. Berhenti bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya berani berbicara?” Sebagai gantinya, berkonsentrasilah untuk mendapatkan perhatian ketua agar Anda boleh berbicara.
Ketahuilah, kepercayaan dari orang lain, dalam level dan kondisi apapun adalah kesempatan yang sangat besar dalam hidup kita. Tarik kepercayaan orang lain dengan mengetahui siapa diri kita, dengan menyampaikan apa, mengapa, bagaimana, dimana dan kapan tentang sesuatu yang didiskusikan. Tentang ide dan gagasan kita. Karena kita layak mendapatkan kepercayaan itu.
Selamat berbicara
Tetap Semangat
MaasyAlloh.
Jazakallohukhoiron katrsir Ustadz.
Materi Ini yg ingin ana dapatkan.
Semoga ana bisa menyerap nya dan mengaplikasikan nya.
Sehat terus Ustdz, lanjut terus untuk menebar semangat selanjutnya