
“Aku tidak mau menjadi orang munafik, beginilah diriku, aku tidak akan memusingkan penilaian orang lain kepada diriku, karena memang seperti inilah diriku.” Sebuah pernyataan yang bagi sebagian orang tidak sepakat dengan isinya. Karena sangat wajar jika kita menginginkan penilaian yang berkesan dan baik dari orang lain. Dan kenyataannya mendapatkan kesan dan penilaian baik dari orang lain memang lebih baik jika dibandingkan dengan mendapatkan penilaian yang buruk dari orang lain. Namun yang menjadi soal adalah bagaimana cara kita mendapatkan kesan dan penilaian baik dari orang lain tersebut. Dan tentunya ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama adalah dengan “berpura pura” sempurna di hadapan orang lain padahal kenyataanya berbicara sebaliknya. Dan cara yang kedua adalah dengan menampilkan “kebaikan” dirinya apa adanya sekalipun tidak sempurna di mata orang lain. Kita terlalu sering berfikir bahwa jika kita dapat membuat orang lain terkesan, kita akan dapat mempengaruhi mereka. Dan logikanya memang akan demikian cara kerjanya. Kita akan lebih mudah diskusi dan berbagi gagasan dengan orang yang sudah memberikan penilaian baik kepada diri kita. Orang lain akan semakin percaya kepada kita ketika mereka sudah terkesan dan memberikan penilaian baik kepada kita. Kita ingin menjadi pahlawan bagi orang lain – seseorang yang sangat mengagumkan.
Namun terkadang hal itu menciptakan masalah karena kita adalah manusia biasa. Orang dapat melihat siapa diri kita yang sebenarnya. Jika kita bermaksud membuat mereka terkesan dan memberikan penilaian baik kepada kita, kita membesar – besarkan harga diri kita dan akhirnya justru menjadi palsu – dan hal itu membuat orang tidak tertarik. Bisa jadi kita pernah melakukannya juga, dan jika kita berkata jujur, sesungguhnya dengan kita melakukan hal itu, kita merasakan capek sangat. Karena memoles harga diri sama dengan memaksa diri kita naik tanpa tangga dan turun dengan melompatkan badan kita.
Jika kita ingin mendapatkan penilaian baik dari orang lain dan akhirnya kita bisa mempengaruhi orang lain, jangan mencoba untuk membuat mereka terkesan dengan memberikan penilaian baik yang palsu pada diri kita. Harga diri sungguh tak lebih dari sekedar satu bentuk keegoisan dan kepura puraan kita yang hanyalah sebuah cara untuk menahan orang lain agar tidak terlalu dekat dengan kita sehingga mereka tidak dapat melihat siapa diri kita yang sebenarnya. Daripada membuat orang lain terkesan, biarlah mereka membuat kita terkesan. Saya menilai bahwa ketika banyak diantara kita yang berusaha menarik penilaian orang lain kepada diri kita, karena kita tidak ingin dinilai sebagai manusia yang gagal, sebagai manusia yang lebih rendah dibandingkan dengan orang lain.
Penyair dan Dosen Harvard, Robert Hillyer, berkata, “Perfeksionisme adalah pola pikir berbahaya di dunia yang tidak sempurna. Cara yang terbaik adalah dengan menyingkirkan keraguan dan memikirkan tugas yang ada di tangan anda. Jika anda mengerahkan yang terbaik dari diri anda, anda tidak akan punya waktu untuk menghawatirkan kegagalan”. Itu adalah saran yang baik. Jika kita selalu mengerahkan yang terbaik, para kolega kita akan menghargai anda. Jika mereka menghargai kita, mereka akan mendengarkan kita dan member kita kesempatan. Inilah kuncinya. Menjadi diri sendiri dengan mengerahkan yang terbaik yang bisa kita lakukan dalam setiap kesempatan. Selanjutnya hal ini sesungguhnya juga masalah sikap. Orang yang memiliki karisma, mereka yang menarik orang lain kedalam diri mereka adalah individu yang focus kepada orang lain, bukan pada diri mereka sendiri. Mereka mengajukan pertanyaan tentang orang lain. Mereka mendengarkan. Mereka tidak berupaya untuk menjadi pusat perhatian. Dan mereka tidak pernah berupaya berpura – pura mereka sempurna. Pujian atau penilaian baik dari orang lain atas kepura puraan kita adalah sebuah racun bagi produktivitas. “Berhati hatilah terhadap pujian yang engkau dapatkan dan berterimakasihlah atas masukan yang engkau dapatkan”. Kiranya kalimat ringkas yang bisa mewakili kata kata kunci dari artikel ini.
Sebagai seorang Muslim, saya berusaha memaknai sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW disampaikan “Jika kalian melihat orang-orang yang doyan memuji maka siramkanlah pasir ke wajahnya”. Karena memang demikian adanya, pujian akan semakin melenakan kita. Merasa sudah baik dan benar, merasa sudah maksimal usahanya, merasa sudah maksimal hasil kerjanya. Enggan untuk melakukan peningkatan produktivitas dan kualitas. Tetap Tawadu dan rendah hati dengan berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap kesempatan. Hindari kepura puraan.
Tetap semangat