
Suatu ketika, dimedia tahun 2016 dalam perjalanan pulang ke Pati dari Semarang, saat pulang kampung, saya naik Bus Patas dari Terminal Terboyo di Semarang. Di samping saya duduk seorang yang sebaya dengan saya dengan begitu humble nya. Namanya Sugeng, Asli dari Pati juga dan tinggal di Tangerang. Beliau sangat ramah, dan dalam diskusi kami, saya tahu bahwa beliau adalah Seorang wirausaha kontraktor property. Spesialisasinya untuk pengerjaan interior dan gypsum. Nilai total pekerjaan beliau rata rata sudah di atas 500 juta setiap proyeknya, dengan karyawan lebih dari 70 orang. Sebuah keberhasilan yang menurut saya layak untuk saya sharingkan melalui tulisan ini. Satu hal yang membuat saya penasaran adalah bahwa ternyata beliau hanya tamatan SMP. Wow, seorang tamatan SMP, masih muda karena usianya sepantaran dengan saya, sudah memiliki usaha yang berhasil.
“perjalanan usaha saya dimulai ketika saya selesai SMP saya kerja bangunan di Jakarta. Saya setiap melihat mandor mandor saya saya ingin sekali seperti mereka, namun saya tidak memiliki apa yang mereka miliki. Mereka memiliki pengalaman, latar pendidikan dan jaringan. Yang pasti mereka sudah lama bekerja di bidang ini. Lalu saya berfikir, bahwa bukan harus sama seperti orang lain, bukan harus sama seperti mandor saya, namun saya harus memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi mandor itu. Saya tidak pernah menolak untuk melakukan pekerjaan apapun yang diberikan oleh mandor saya, karena bagi saya itu adalah kesempatan saya untuk mendapatkan pengalaman. Dan setiap ada kesempatan itu selalu saya lewati dengan melakukan dan mencurahkan yang terbaik. Sampai akhirnya saya semakin dikenal oleh mandor mandor, mulai diberikan kepercayaan untuk memandu orang lain, memimpin orang lain, mengarahkan orang lain dan sampailah saya pada posisi saat ini. Saya membuat PT sendiri dan memiliki usaha sendiri” Kira – kira demikian pelajaran yang menginspirasi saya dari Kang Sugeng ini.
Kaidah yang fundamental untuk mencapai tangga tangga keberhasilan kita adalah menjadikan setiap tindakan kita adalah kesempatan bagi kita dan ketika mendapatkan kesempatan itu kita akan menggunakannya, kita akan melaluinya dengan potensi terbaik yang kita miliki. Terkadang memang ada satu proses yang mendasar dari diri kita sendiri yang kurang maksimal kita lakukan, yaitu bahwa sebenarnya kita memiliki kemampuan terbaik apa untuk kita gunakan dalam setiap tindakan kita. Pernahkah kita menyadari bahwa kita punya potensi terbaik dengan kejujuran, bahwa kita punya kerja keras, bahwa kita punya analisa masalah yang dalam, mampu melakukan perencanaan yang baik, mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan baik, mampu meyakinkan orang dengan baik atau hal hal yang lain yang sebenarnya menjadi potensi terbaik kita. kita perlu “melotot”, kalau saya meminjam istilah dari Bapak Muhammad Johny Sarjanto, Training PKP dari Pinasthika Sasura yang pernah saya ikuti di tahun 2010 silam. Kita perlu merenung untuk sejenak untuk mengidentifikasi potensi potensi terbaik kita. dan ketika kita mampu menggunakannya di saat waktu yang tepat pada kesempatan tadi dan kita lakukan dengan penuh konsisten maka akan membuka jalan menuju tangga tangga keberhasilan kita.
John C Maxwell mengatakan bahwa lebih dari 30 tahun yang lalu saya menghafal sebuah kutipan yang membentuk cara hidup saya “Potensi saya adalah anugrah Tuhan pada saya. Apa yang saya lakukan dengan potensi ini adalah persembahan saya pada Nya”. Saya yakin bahwa saya harus bertanggung jawab pada Tuhan, orang lain dan diri sendiri atas semua anugrah, bakat, sumber daya dan peluang yang saya miliki dalam kehidupan ini. Jika saya memberikan kurang dari yang terbaik, maka saya mengabaikan tanggung jawab saya. Saya percaya bahwa pelatih UCLA, John Wooden menyampaikan ide ini ketika ia berkata “Jadikan setiap hari sebagai bahakarya anda”. Jika kita senantiasa memberikan yang terbaik dari diri kita, kita dapat membuat hidup kita menjadi sesuatu yang istimewa. Dan hal itu akan melimpah ke dalam hidup orang lain.
Dengan melotot juga akhirnya kita mampu menangkap bahwa tidak ada tugas yang diberikan oleh atasan kita kepada kita, yang ada adalah sebuah kesempatan. Tidak ada tuntutan yang diberikan oleh customer kita, namun yang ada adalah sebuah kesempatan. Tidak ada tambahan kerjaan yang diberikan oleh perusahaan kita, namun yang ada adalah kesempatan. Namun jika kita tidak melotot maka kita tidak akan mampu menangkap kesempatan ini. Dengan bahasa lain saya mengatakan bahwa tidak ada masalah bagi orang yang suka melotot, namun yang ada adalah kesempatan kesempatan dan kesempatan. Dan disisi lain kita mendapatkan Anugrah Alloh SWT dengan potensi terbaik pada masing – masing diri kita.
Ada satu kisah yang saya sukai tentang Presiden Dwight Eisenhower dalam buku “25 Ways to Win With People” bahwa Pada suatu hari ia berkata di hadapan National Press Club bahwa ia merasa menyesal tidak memiliki latar belakang politik yang lebih baik untuk menjadi seorang orator yang lebih baik. Ia mengatakan bahwa kekurangannya dalam ketrampilannya ini mengingatkannya akan masa remajanya di negara bagian kansas ketika seorang petani tua memiliki seorang sapi yang hendak di jualnya. Si pembeli menanyakan pada petani itu tentang silsilah keturunan sapi itu, produksi lemak menteganya, dan produksi susunya dalam sebulan. “Saya tidak mengerti tentang silsilah dan saya juga tidak mengerti soal produksi lemak mentega, tetapi yang saya tahu adalah bahwa ini sapi yang hebat dan akan memberi anda semua susu yang dimilikinya”. Hanya itulah yang dapat kita lakukan –memberikan semua yang kita miliki. Pemberian seperti itu akan selalu cukup. Tidak ada istilah bahwa kita lebih buruk dibandingkan dengan orang lain. Namun yang ada adalah kita belum memberikan potensi terbaik kita pada kesempatan itu. Tidak ada istilah kita kalah dalam permainan dan pertandingan itu namun yang ada adalah bahwa kita tidak menggunakan potensi terbaik kita pada kesempatan itu. Sehingga kita tidak mengenal istilah gagal dalam kehidupan kita. namun kita belum menggunakan potensi terbaik kita pada kesempatan itu.
Gunakan setiap waktu hidup kita sebagai kesempatan terbaik kita dan akan kita lalui dengan potensi terbaik yang kita miliki.
Selamat mencoba.