
Saya masih tertarik untuk menulis topik ini. Topik tentang hakekat keberhasilan. Walaupun kalau ditanyakan kepada setiap orang akan memiliki parameter yang berbeda – beda, namun akan ketemu satu persamaan bahwa keberhasilan atau kesuksesan itu adalah sesuatu yang semakin memberikan jaminan jaminan kenyamanan, jaminan – jaminan ketengangan dan jaminan jaminan kebahagiaan di masa yang akan datang. Jaminan – jaminan itu yang pada masing – masing orang juga akhirnya berbeda beda dalam menetapkan ukuran dan jumlahnya. Untuk mencapai level keberhasilan atau kesuksesan yang semakin baik maka kita harus semakin memiliki beberapa syaratnya. Saya merangkum nya paling tidak ada 4 syarat untuk berhasil. Untuk sukses.
Pertama adalah Kemauan. Mau untuk sukses, punya niat untuk berhasil. Karena niat yang akan menggerakkan tindakan. Tanpa memiliki niat maka kita tidak akan memiliki energi untuk melangkah. Tidak akan memiliki energi untuk berubah dan naik kelas. Tanpa niat kita akan mudah balik kanan ketika bertemu dengan rintangan dan tantangan. Niat akanmemberikan kekuatan dan arah dalam langkah selanjutnya.
Kedua adalah kemampuan. Ketika ditanya apakah anda ingin sukses, maka hampir atau bahkan semua orang akan mengatakan “Iya, saya ingin sukses”. Kalau hanya ingin maka tidak akan datang makanan ke mulut kita jika kita tidak berusaha. Tidak akan masuk uang atau gaji dalam rekening kita jika kita tidak bekerja atau berwira usaha. Selain niat atau kemauan maka untuk berhasil kita harus berusaha, artinya kit aharus memiliki kemampuan. Kemampuan ini adalah pengetahuan dan ketrampilan yang berjalan bersama untuk mewujudkan kemauan tadi.
Syarat yang ketiga adalah keberanian. Tidak sedikit orang yang ingin dan mampu, artinya dia sudah memiliki sumber daya atau kemampuan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik, namun dia tidak berani mengambil keputusan untuk memulai langkah pertama. Tidak berani mengambil resiko. Kekhawatiran akan kegagalan dan masalah yang muncul mengalahkan kemauan dan kemampuannya untuk melangkah. Maka walaupun sudah memiliki kemauan dan kemampuan maka kita tidak akan mencapai tujuan kita. Cita cita kita. Syarat yang keempat adalan kesempatan.
Kawans, mari kita renungkan atas keempat syarat yang saya sebutkan diatas. Syarat pertama, kedua dan ketiga adalah syarat yang ditentukan oleh diri kita sendiri. Artinya, pilihan itu ada pada diri kita. Apakah kita mau atau tidak, apakah kita akan memampukan diri kita atau tidak dan apakah kita akan mengambil keputusan dan langkah pertama itu atau tidak. Kalau diri kita yang menentukan, saya akan mengatakan bahwa syarat ini adalah sesuatu yang relatif mudah untuk kita miliki. Karena tidak ditentukan oleh orang laian atau tidak ditentukan oleh kondisi di luar dari diri kita. Namun untuk syarat yang keempat ini adalah syarat yang ditentukan oleh orang lain atau kondisi dari luar diri kita. Jika kita sudah memiliki kemauan, kemampuan dan keberanian untuk berhasil atau untuk sukses, namun tidak ada kesempatan maka tidaka akan jadi sukses. Kesempatan ini syarat yang paling susah untuk dimiliki. Karena kita harus mencari kesempatan ini. Karenanya semakin banyak kesempatan yang menghampiri kita maka akan semakin besar peluang kita untuk berhasil.
Walaupun kesempatan itu berasal dari luar diri kita, namun yang menentukan akhirnya kesempapan itu muncul dan ada di depan kita adalah karena usaha kita. Karena kita telah melakukan sesuatu. Kita telah melakukan sesuatu yang menjadikan investasi bagi kesempatan yang datang pada kita saat ini. Pada saat saya kelas 3 SMA, di SMA N Jakenan kabupaten Pati waktu itu. Seperti halnya rekan rekan saya yang sedang sibuk mencari jurusan dan perguruan tinggi yang akan mereka masuki, demikian juga saya. Saya juga mencari cari perguruan – perguruan tinggi yang akan saya masuki. Saat itu saya ingin masuk di STAN, Sekolah Tinggi Akuntansi negara. Sekolah tinggi favorit anak anak lulusan SMA dengan modal terbatas seperti saya. Berbagai persiapan telah saya lakukan, saya mempelajari semua contoh contoh soal ujian saringan masuk STAN 10 tahun sebelumnya. Saya sudah mencari informasi informasi tentang bagaimana bisa menembus ujian STAN. Sepekan sebelum ujian STAN tersebut dilakukan ternyata ada sebuah pengumuman dari Universitas Diponegoro bahwa saya diterima di Jurusan Teknik elektro Undip melalui jalur PSSB. Program Siswa Berprestasi. Seleksinya menggunakan Raport selama di bangku SMA. Bahkan saya dipanggil sama Kepala Sekolah saya waktu itu namanya Ibu Azizah, beliau mengatakan kepada saya “nur, kamu harus ambil kesempatan ini karena prospek jurusan mu itu bagus, lagian kalau tidak diambil nanti kasian adik adik kelasmu. Kesempatan untuk mendapatkan jalus PSSB akan semakin kecil. Ibu akan bantu biaya daftar ulang mu”. Alhamdulillah saya diterima di Teknik Elektro Undip, jurusan yang termasuk bergengsi dan menjadi incaran banyak alumni SMA di Indonesia. Dan bahkan saya di berikan uang oleh BU Azizah untuk daftar ulang tersebut.
Sesuai dengan kaidah dalam artikel saya kali ini, bahwa akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk kuliah di Teknik Elektro Undip tersebut tidak terjadi atau datang secara tiba tiba. Tidak dalam waktu sehari atau sepekan kesempatan itu ber proses menghampiri saya. Namun kesempatan itu muncul karena sudah berproses selama hampir 3 tahun. Dimulai sejak saya masuk sekolah di SMAN Jakenan Pati tersebut. Karena sejak masuk SMA saya selalu berusaha belajar dengan baik. Disiplin terhadap aturan aturan sekolah yang ada, aktif dalam kegiatan kegiayan kesiswaan yang positif, setiap ada tugas selalu saya kerjakan tepat waktu. Setiap ada tugas dari Bapak dan Ibu guru selalu saya kerjakan. Nasehat dari orang tua saya lakukan. Dan yang pasti saya selalu melibatkan Alloh SWT dalam proses belajar saya, maka rangkaian dari kegiatan kegiatan yang saya lakukan tersebut yang telah menjadi investasi sehingga kesempatan yang akan datang kepada saya 3 tahun setelahnya itu datang. Jika saya tidak melakukan sesuatu pada tiga tahun sebelumnya, maka rasanya mustahil kesempatan untuk bisa masuk ke Undip tanpa tes UMPTN terseut datang kepada saya. Termasuk, saya mendapatkan hadiah dari Ibu kepala sekolah saya tersebut, adalah kesempatan yang datang yang merupakan buah dari apa yang sudah saya lakukan selama 3 tahun tersebut.
Karenanya, bagaimana kesempatan saat ini datang kepada kita akan ditentukan oleh usaha apa yang telah kita lakukan dan telah kita investasikan untuk “merayunya”. Berbicara tentang kesempatan, hakekatnya kesempatan itu adalah jalan untuk mencapai suatu keberhasilan yang muncul karena interaksi kita dengan orang lain. Yup, karena kita berinteraksi dengan orang lain akhirnya kesempatan itu akan muncul. Ini kuncinya yang harus menjadi perhatian kita. Bagaimana kita bisa memastikan kualitas interaksi kita kepada orang lain sehingga orang lain tersebut mengetahui kualitas kita. Karena sudah mengetahui kualitas kita, maka ketika orang lain tersebut mendapatkan sebuah informasi informasi tentang peluang peluang keberhasilan yang berhubungan dengan diri kita, maka orang tersebut akan memilih kita, akan merekomendasikan kita sebagai orang yang tepat untuk mendapatkan kesempatan tersebut. Setelah dinyatakan lulus probation sebagai manajer di PT. Ricobana Abadi, saya bertanya kepada Pak Fauzan, waktu itu beliau sebagai HROD Division Head. Sekira tahun 2013 awal. “Bagaimana ceritanya Ricobana Abadi mengetahui saya dan akhirnya memutuskan saya adalah orang yang tepat menjadi Manajer OPSD (Operation People And System Development)” kurang lebih pertanyaan saya waktu itu. Beliau mengatakan, “Saat kami mengembangkan organisasi dengan membentuk Departemen Baru di Head Office, kami mencari orang yang tepat menjadi manajernya. Kami menyampaikan informasi ini kepada kolega kolega kami. Bapak direferensikan oleh Pak Endang Kusnandar, dan Pak Endang Kusnandar ini adalah kolega dari Pak Arif dan Pak Arif ini adalah kolega saya. Pak Arif mengatakan dari Pak Endang bahwa Bapak adalah orang yang tepat sebagai manajer departemen yang baru saja kami bentuk itu Pak”.
Demikianlah cara kerja “kesempatan” datang kepada kita kawans. Pak Endang adalah senior saya di PT. Pamapersada Nusantara. Dan singkat kata, Nur Saudi adalah orang yang dalam berinteraksi dengan Pak Endang sudah menunjukkan atau menginvestasikan kualitasnya, sehingga ketika pak Endang mendapatkan informasi kesempatan Manajer tersebut dari Pak Arif, dan pak Arif mendapatkan informasi tersebut dari Pak Fauzan, maka Pak Endang dengan mantap 1000% menyampaikan bahwa Nur Saudi adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi tersebut. Kaidah ini hendaknya memberikan sebuah pemahaman kepada kita, jangan pernah tunjukkan “Kualitas yang buruk” dari diri kita ketika kita bertemu dengan siapapun manusia. Ya, kepada siapapun manusia, karena bagaimana kita berinteraksi kepada mereka adalah investasi yang telah kita lakukan untuk kesempatan kesempatan kita yang akan datang kepada kita. Cepat atau lambat, datang atau tidaknya dan besar kecil nya kesempatan untuk berhasil diri kita akan ditentukan dari kualitas kita berinteraksi kepada manusia manusia tersebut.
Sebuah cerita yang pernah saya dapatkan dari Guru Ngaji saya, bahwa ada seorang pemuda yang sama sama dalam perjalanan dari Semarang menuju Sukabumi, duduk berdampingan dengan seorang Bapak – bapak, entah apa yang di lakukan oleh sang pemuda tersebut, turun dari bis sang Bapak mengatakan “Jika mas nya belum punya pacar dan mau saya kenalkan dengan anak perempuan saya, dengan senang hati”. Akhirnya sang pemuda menjadi menantu sang Bapak tersebut dan sekarang diminta mengoperasikan toko bahan bangunan yang cukup besar di Sukabumi. apa yang dilakukan oleh sang pemuda tadi adalah memakai kaidah ini, kualitas interaksi yang sangat baik pastinya sehingga kesempatan itu datang bukan menunggu bulan atau tahun namun hanya berjalan beberapa jam saja. Dan ada banyak lagi cerita cerita yang barangkali anda dan saya dapatkan tentang kaidah ini.
Setiap tutur kata kita akan menentukan kualitas interaksi kita, cara berpakaian, potongan rambut kita, cara kita tertawa, tidur, berjalan, bekerja, disiplin, tanggung jawab nya kita dan kepedulian kita kepada orang lain, dan apapun yang keuar dari diri kita ketika kita berinteraksi dengan orang lain akan menentukan kualitas diri kita. Dan kualitas diri kita ini yang akan menjadi investasi kesempatan kita. Sehingga jika kita ada investasi yang “positif”, yang akan mempercepat dan memperbesar peluang kesempatan datang kepada kita, maka tentunya ada investasi “negatif” yang akan bekerja sebaliknya. Tidak akan kita jumpai orang orang yang berhasil atau lebih berhasil maupun orang yang kurang atau tidak berhasil saat ini kita lihat kecuali ada investasi investasi yang telah dilakukan oleh mereka sebelumnya. Saya pernah mengundang seseorang yang kami minta bantuannya untuk memperbaiki saluran air di rumah. Alih alih memperbaiki saluran air di rumah dengan baik, sikapnya menunjukkan cara kerja yang tidak professional. Tambahan tambahan biaya disampaikan kepada kami untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Oke, selesai pekerjaan saat itu, namun dengan “Kualitas” interaksi yang telah dilakukan nya kepada kami tersebut akan menjadikan kami mengundang dia kembali ketika ada kerusakan saluran air yang sama. Pastinya tidak, dan sekali kali tidak. Justru yang saya dan keluarga saya lakukan adalah kami akan menyampaikan kepada kolega dan kepada tetangga ketika akan mengundang orang tersebut memperbaiki saluran air rumah mereka, kami akan sampaikan bagaimana “kualitas interaksi” yang telah dia lakukan kepada kami. Dan rasanya mereka akhirnya akan membatalkan niat mengundang orang tersebut. Yang akhirnya akan menutup kesempatan orang tersebut untuk mendapatkan pekerjaan, mendapatkan penghasilan. Demikian juga anda pastinya, anda tidak akan membeli buah semangka di toko buah yang anda sudah pernah punya pengalaman interaksi yang kurang baik dengan penjualnya bukan.
Itulah hakekat dari kesempatan. Kita yang membuatnya. Kita yang menciptakannya, yang terkadang kita tidak menyadari. Karena menganggap bahwa ketika kita berinteraksi dengan orang lain bukan menjadi bagian dari investasi kesempatan terssebut. Jangan hanya interaksi kita akan lakukan yang terbaik ketika kita bertemu dengan orang yang pangkat dan jabatannya lebih tinggi dari kita. Jangan, karena kepada orang yang bisa jadi menjadi junior kita, menjadi bawahan kita sekalipun kita harus tetap menunjukkan kualitas terbaik kita. Cerita tentang kakak kelas di fakultas Mipa salah satu Universitas di Jawa tengah yang akhirnya di tolak untuk masuk pada salah satu perusahaan kimia yang cukup besar di Cilegon. Singkat cerita, pada saat sang kakak kelas ini masih aktif di kampus, melakukan Ospek (Orientasi Mahasiswa Baru) kepada mahasiswa baru dengan sikap yang terlalu menurut kata kebanyakan orang. Dan ternyata ada salah satu mahasiswa baru yang menjadi anak dari salah satu direktur perusahaan tersebut. Ketika sang ayah dari mahasiswa baru tersebut mendapatkan calon karyawan yang satu almamater dengan anak nya, maka di rumah sang ayah betapa senangnya menyampaikan kepada sang anak. “Nak, ini ada kakak kelasmu yang lolos seleksi, tinggal interview dengan ayah saja besok”. Ketika di lihat oleh sang anak naka dan foto dari kakak kelas tersebut, apa yang terjadi ?, sang anak menyampaikan kepada sang ayah “Ayah, saya sangat senang kalau ada kakak kelas alumni saya yang bisa bergabung dengan perusahaan bapak, asal jangan kakak kelas yang ini. Asal jangan kakak kelas yang ini !”. di ceritakan bagaimana sang kakak kelas ketika di kampus dan ketika memberikan ospek kepada adik adik kelasnya. Investasi interaksi kepada adik kelas yang kurang baik menyebabkan kesempatan sang kakak kelas untuk dapat bekerja di perusahaan yang diinginkannya menjadi kandas.
Mulai saat ini kita evaluasi kita perbaiki sikap sikap kita, tutur kata kita, cara berinteraksi kita kepada orang lain, karena kualitas nya akan menentukan masa depan kita.