Sikap kita akan menentukan sikap orang lain

Sikap Kita Terhadap Orang Lain – Adia Treest
Sumber gambar : Internet

Sebelum anda mengajak orang lain untuk antusias, maka anda harus memiliki antusiasme itu sendiri. Jika kita menginginkan sikap yang kita harapkan, maka kita harus memiliki sikap tersebut. Dalam suatu sesi perkenalan karyawan kami, didahului dengan salam kebanggaan perusahaan kami. “Salam Ricobana” ucap dari salah seorang peserta saat akan perkenalan. Namun ternyata jawaban dari peserta yang lain jauh dari harapan, jauh dari sebuah suasana semangat, jauh dari suasana bergairah dengan kekompakan dan jauh dari ketegasan yang membakar suasana pelatihan. Para peserta mengucapkan “kami bisa luar biasa” dengan lirih. Satu diantaranya ada yang mengepalkan tangan dan banyak diantaranya yang tetap santai bersandar di kursi belajar mereka. Peserta tidak antusias dalam menjawab salam ricobana tersebut. Mengapa hal itu terjadi, tidak lain adalah karena tidak ada antusiasme yang diberikan oleh peserta yang mengucapkan salam di awal. Peserta tersebut tidak memberikan semangat dan gairah pada saat memancing salam ricobana tersebut, sehingga audien yang lain pun memberikan respon yang sama. Yang tentunya hal ini berbeda dengan yel yel dan salam salam semangat yang di lakukan oleh satuan satuan Tentara Nasional kita. Yang setiap satu anggota atau komandan mereka meneriakkan yel yel kebanggaan korps mereka, dijawab dengan penuh semangat, penuh antusias, penuh kekompakan dan ketegasan. Aura nya begitu semangat terasa. Bukan hanya peserta dalam satuan tersebut yang merasakan aura semangat dan gairah yang membara. Bahkan kita yang menyaksikan dari kejauhan atau dari video yang kita tonton juga akan merasakan hal yang sama.

Inilah kaidah dalam kita berhubungan dengan orang lain. Keberhasilan dan kebahagiaan kita selalu ditentukan oleh sikap orang lain. Ya, ditentukan oleh sikap orang lain. Di rumah, kita akan merasakan sebuah kebahagiaan dan keberhasilan jika setiap kita menyampaikan sesuatu kepada anak kita tentang etika kebaikan, dilaksanakan oleh anak anak kita dengan penuh kepatuhan. Istri kita yang menyayangi dan mencintai kita dengan penuh ketulusan. Akan memberikan kebahagiaan kepada kita. Waktu waktu bersama dengan keluarga akan merasa nyaman ketika dibangun dengan sikap sikap yang nyaman diantara anggota keluarga kita. Kaidah ini juga berlaku saat kita di kantor. Keberhasilan dan kebahagiaan kita juga ditentukan oleh sikap sikap dari rekan kerja kita, tim kita maupun atasan kita. Rekan kerja kita yang begitu enak bekerjasama dengan kita, saling membantu dan menghargai. Semangat dalam merespon permohonan bantuan kita. Atasan yang akan memberikan apresiasi kepada kita sekalipun dengan ucapan “terimakasih pak Saudi atas kerjasamanya dan atas informasinya ya”. Nyaman dan enak dirasa. Kita bertemu dengan tim kita yang antusias mendengarkan instruksi instruksi dari kita tentang tugas yang harus diselesaikan bersama. Kita akan mendapatkan keberhasilan keberhasilan dan kebahagiaan dalam lingkungan kerja kita.

Keberhasilan keberhasilan dan kebahagiaan kebahagiaan kita di rumah dan dikantor tadi sesungguhnya kita yang menentukan. Kita yang menciptakan. Mereka yang berhubungan dengan kita hanyalah refleksi dari apa yang kita lakukan, bagaimana sikap kita akan menentukan bagaimana mereka bersikap kepada kita. Seperti halnya kaidah dalam contoh peserta pelatihan yang memberikan salam ricobana di atas, serta komandan satuan yang memberikan yel yel pada satuannya. Anak anak kita akan memberikan antusiasme berupa kepatuhan kepada kita atas nasehat nasehat yang kita berikan ketika kita dalam memberikan nasehat dan dalam berkomunikasi dengan mereka kita menunjukkan sebuah sikap yang mampu membangkitkan sikap itu dari anak anak kita. Sikap kita yang penuh dengan kasih sayang dan kata yang lembut penuh dengan pujian dan sanjungan akan memberikan sebuah sikap balasan dari anak kita berupa kepatuhan dan kasih sayang pula dari anak anak kita. “Duh, anak abi yang Solih dan solihah, sudah pintar ya sekarang. Sudah bisa makan sendiri, ambil makan sendiri. Makin solih dan pinter lagi nih kalau setelah selesai makan piring dan sendoknya di taruh dan syukur syukur di cuci di wastafel”. Ini adalah kalimat yang akan memberikan efek sikap yang sangat positif dari anak kita. Mereka akan menerima kalimat nasehat ini sebagai bentuk kasih sayang ayah atau ibu mereka kepada mereka. Dan sesuai dengan kaidah dalam tulisan ini, anak anak kita akan memberikan sikap yang terbaik kepada kita. Mereka akan menaruh sendok piring dan gelas mereka ke wastafel dan bahkan mereka akan mencucinya sendiri. Dan terus pertahankan sikap antusiasme kita kepada mereka, maka mereka akan memberikan antusiasme yang akan memberikan kebahagiaan bagi anda. Keberhasilan anda dalam berkomunikasi dengan anak anda. Demikian juga kepada istri anda. Rekan kerja anda, tim anda dan atasan anda. Mereka akan memberikan sikap sikap yang terbaik karena memang kita memberikan sikap terbaik kita kepada mereka.

Salah seorang tim saya di kantor, di awal dia bergabung bersama saya, pernah mengatakan kepada saya “pengalaman saya, saya tidak pernah lebih dari dua tahun kerja di satu perusahaan pak. Saya akan mengundurkan diri dan saya akan mencari peluang lain serta kesempatan lain”. Pada tahun ke 5 beliau masih bertahan di perusahaan kami dan suatu ketika saya bertanya kepada nya “Anda kok masih bertahan disini ?, bukankah tidak lebih dari dua tahun biasanya anda bekerja di suatu tempat kerja?” jawaban dia adalah “Saya nyaman kerja disini pak, cocok dengan pak saudi”. Nyaman dan cocok yang dia rasakan bukan serta merta tanpa alasan. Namun karena sebuah kondisi yang diciptakan. Saya berusaha menciptakan kondisi itu. Saya berusaha memberikan sikap yang terbaik sebagai atasan dia. Memberikan kalimat perintah yang bukan hanya memberikan perintah namun juga memberikan inspirasi. Apresiasi walaupun hanya berupa ucapan terimakasih serta melibatkan seluruh tim sebagai bagian dari solusi atas setiap masalah menjadi salah satu cara yang saya lakukan. Namun lebih dari itu, saya berusaha memberikan sikap terbaik saya kepada seluruh tim saya. Sekali lagi bagaimana sikap mereka yang berinteraksi kepada kita adalah cermin dari bagaimana kita bersikap.

Saya pernah menjadi teman curhat dari salah seorang rekan kerja. Beliau mengeluhkan bagaimana sikap dari tetangga tetangga beliau di rumah tempat tinggal rekan saya itu. Beliau merasa tetangga nya kurang bersahabat, kurang bergaul dengan beliau dan kurang bisa bekerjasama dengan baik. Bahkan pernah saat di pagi hari beliau mengeluarkan mobil dari rumah, di halaman rumah berserakan sampah botol minuman, sepertinya malam sebelumnya beberapa pemuda sedang kongkow sambil makan dan minum dan sampahnya di tinggalkan begitu saja di halaman rumah rekan kerja saya tersebut. Saya tidak memberikan banyak komentar atas apa yang dirasakan dan dialami oleh rekan kerja saya tersebut. Saya hanya menyampaikan kepada beliau tentang kondisi yang berbeda yang saya alami. “Alhamdulillah, kalau saya di rumah banyak di bantu oleh tetangga kanan kiri. Pernah suatu ketika ada tamu rekan saya siang hari. Karena sebelumnya tidak menghubungi saya terlebih dahulu, akhirnya mencari cari saya dengan mengucapkan salam berkali kali di depan pagar rumah saya. Selang beberasa saat seorang tetangga depan rumah saya menegur rekan saya itu. Lebih tepatnya menginterogasi rekan saya tersebut. Intinya tetangga saya, namanya pak yanto tersebut memastikan bahwa rekan saya itu benar benar rekan saya. Dan akhirnya pak yanto telpon saya menyampaikan bahwa ada orang yang mencari saya dan saya sampaikan benar, orang tersebut memang rekan saya. Barulah pak yanto melepaskan rekan saya tersebut”. Bahkan beberapa kali saya minta ijin kepada pak ketua RT bahwa saya tidak bisa mengikuti kerja bakti di lingkungan karena tugas tugas kantor yang harus saya kerjakan. Dan pak RT selalu mengatakan kepada saya “Tidak masalah pak Saudi, yang penting lingkungan kita aman dan nyaman”.

Apa yang menyebabkan Pak Yanto, Pak RT dan tetangga tetangga saya yang lain memberikan sebuah sikap yang baik kepada saya. Jawabannya sudah sangat jelas, karena saya sudah mendahului dengan sikap terbaik saya kepada mereka. Saya sudah berinvestasi dan akan terus berusaha berinvestasi sikap yang positif kepada mereka. Dan pasti mereka juga akan memberikan sikap yang sama kepada saya dan keluarga saya. Tidak jarang kami memberikan hadiah kepada para tetangga kami sekalipun hanya berupa kuah Sop Iga, bahkan tanpa nasi. Saya antar sendiri dan antar langsung bersama dengan ketiga anak saya.  Saya sampaikan dengan penuh ketulusan kepada mereka. Jika ada acara acara di lingkugan RT, maka istri saya tidak jarang memasak nasi atau gorengan untuk par atetangga. Saya antarkan dengan gelas piring dan meja nya. Seminggu sekali saya rutin mengagendakan silaturahim kepada tetangga tetangga di sekitar rumah saya. Saya datangi mereka, di rumah atau di pos pos RT tempat berkumpul merela. Setiap kali saya lewati mereka saat saya pulang kerja atau pulang malam ke rumah, selalu saya buka kaca mobil saya, saya matikan lampu depan mobil saya dan saya hidupkan lampu di kabin mobil saya. Dan saya sapa mereka. Sesekali saya berikan snack sisa meeting atau beberapa lembar urang sepuluh ribuan kepada mereka sebagai ungkapan bahwa terimakasih saya kepada mereka. Itu adalah sikap sikap terbaik yang saya berusaha selalu investasikan kepada mereka dan mereka pun akan memberikan sikap terbaiknya kepada kita.

Kaidah kaidah ini akan berlaku dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun kondisi nya. Selama kita bertemu dengan orang, berinteraksi dengan orang lain maka sikap kita akan menentukan sikap mereka. Jika kita menginginkan nyaman berinteraksi dengan orang lain, maka pastikan kita menjadi bagian dari orang yang membuat mereka nyaman dalam berinteraksi. Jika kita menginginkan saling menghargai dan saling menghormati dengan orang lain, maka pastikan kita menjadi bagian dari orang yang memiliki penghargaan dan penghormatan kepada orang lain. Jika kita menginginkan orang lain megucapkan terimakasih maka kita harus menjadikan hoby itu kata kata terimakasih. Demikian juga jika kita senang ketika ada orang meminta bantuan kita didahului dengan kalimat minta tolong maka kita pun harus investasi dengan mudah mengucapkan kalimat dan kata minta tolong kepada orang lain setiap kita menginginkan bantuan orang lain. Tidak akan membuahkan hasil yang salah dari apa yang kita tanamkan saat ini kepada orang lain. Mereka akan membalasnya untuk kita.

Sikap kita akan akan menentukan sikap orang lain.

Bersambung

Tetap semangat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.