Sukses dan atau bahagia

Sumber Gambar : Facebook

Rahasia kebahagiaan terletak pada diri kita sendiri. Lebih tepatnya lagi ada pada pikiran kita. Ketika memutuskan untuk bahagia dengan kondisi apapun, kita akan merasa bahagia. Bahkan  saat sakit atau sedang kesusahan sekalipun, jika pikiran tetap berfikir dan memutuskan bahwa kita orang yang bahagia, kita akan merasa bahagia.

Apa yang ada dalam pikiran, itulah yang akan direspons oleh perasaan kita. Jika yang ada dalam pikiran kita adalah kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian maka perasaan kita juga akan merasakan hal yang sama. Efeknya, secara keseluruhan diri kita merasakan kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian.

Dengan demikian, kebahagiaan bukan sesuatu yang sulit untuk di raih. Kebahagiaan merupakan fitrah manusia. Karenanya kebahagiaan (harusnya) mudah diraih. Hanya kitalah yang mempersulit diri sehingga kebahagiaan menjadi sesuatu yang sulit untuk diraih.

Banyak di antara kita yang terpedaya, menganggap kesuksesan sama dengan kebahagiaan. Akibatnya banyak diantara kita yang memberikan syarat – syarat untuk dapat bahagia. Padahal syarat syarat tersebut sebenarnya hanya memberatkan dan membebani diri kita. Sebab, yang menjadi masalah adalah definisi sukses yang biasa di pahami kebanyakan orang, lebih bersifat materialistis (menggunajan materi). Maksudnya, seringkali kita mendefinisikan sukses tersebut sebagai sebuah pencapaian. Misalnya, kita akan disebut sukses jika berhasil memperoleh jabatan tinggi di kantor, memiliki rumah megah, mobil mewah atau perusahaan. Dengan kata lain, kita bahagia kalau sudah menjadi “orang” sukses.

Pemahaman sukses seperti itulah yang membuat kita sulit untuk merasa bahagia, sebab, selama belum mencapai apa yang disyaratkan sebagai orang sukses, selama itu kita tidak akan merasa bahagia. Akar masalahnya adalah menyamakan kesuksesan dengan kabahagiaan. Padahal, sesungguhnya kebahagiaan berbeda dengan kesuksesan. Kebahagiaan tidak mensyaratkan kesuksesan.

Dave gardner (seorang comedian dan penyanyi) mengatakan, “Success is getting what you want. Happiness is wanting what you get” (Sukses adalah mendapatkan apa yang kita inginkan sedangkan bahagia adalah menginginkan apa yang kita dapatkan).

Sungguh tepat apa yang dikatakan oleh Gardner. Sukses berarti mencapai apa apa yang kita targetkan. Sedangkan kebahagiaan menginginkan apa saja yang kita dapatkan. Artinya, kita menikmati hal hal yang dimiliki. Betapapun kecil dan sederhana, kita mampu menikmatinya. Inilah yang akan menimbulkan kebahagiaan.

Bayangkan, jika untuk bahagia harus ukses dahulu (dengan pemahaman sukses diatas) maka berapa banyak orang yang tidak bahagia dalam hidupnya. Justru yang sering terjadi adalah orang – orang yang sukses (Seperti pengusaha yang serba kecukupan) sering merasa tidak bahagia dalam hidupnya. Sedangkan orang – orang sederhana, seperti petani, nelayan atau guru ngaji yang gajinya seikhlasnya, merasa hidupnya begitu bahagia.

Fakta tersebut menyadarkan kita bahwa kebahagiaan berbeda dengan kesuksesan. Bahagia lebih bersifat spiritual (Rohani), sedangkan kesuksesan lebih bersifat fisik. Kesuksesan mengharuskan syarat syarat sehingga dapat disebut sukses. Sedangkan kebahagiaan tidak mensyaratkan apapun. Dengan demikian, kebahagiaan adalah milik semua orang. Entah itu kaya atau miskin, susah atau senang, pengusaha atau karyawan. Siapapun berhak dan dapat merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Tergantung bagaimana masing – masing orang mengelola pikirannya.

Ketika mampu mengelola pikiran dengan baik, insya Alloh kita akan merasa bahagia kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun kondisi yang dialami. Kuncinya ada pada pikiran yang bersih dan positif.

Tetap semangat

Leave a Reply

Your email address will not be published.