
Dalam tulisan kali ini saya akan sharing tentang sebuah kaidah kehidupan yang sederhana. Yaitu tentang kemampuan diri kita, untuk memanajemen diri kita sendiri agar selalu memilih bahagia dan bergembira dalam setiap waktu kita. Perjalanan kehidupan kita pada dasarnya adalah pilihan demi pilihan setiap waktunya. Karena setiap waktu kita akan berhadapan dengan sebuah tindakan dan setiap tindakan ini selalu akan memiliki lebih dari satu pilihan. Selalu ada pilihan dari setiap tindakan yang akan kita lakukan. Atas pilihan – pilihan tindakan atau keputusan dalam perjalanan kita tersebut tentunya ada dua kondisi yang menjadi hasilnyanya. Pertama adalah kondisi dimana hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan dan yang kedua adalah kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Dua kondisi ini dapat kita sikapi juga dengan dua cara. Cara yang pertama adalah kita tetap mengambil sisi positif nya dengan tetap ketenangan dan kebahagiaan, dengan kegembiraan dan yang kedua adalah dengan kekecewaan, dengan penyesalan. Termasuk kondisi yang terjadi pada diri kita yang bukan akibat dari tindakan dan keputusan kita pun ada dua. Kondisi yang sesuai dengan keinginan kita dan kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Oke, sekarang mari coba kita evaluasi dan berhitung, dalam sehari rata rata kita memberikan sikap terhadap kondisi yang terjadi pada diri kita tersebut, lebih banyak yang bahagia atau lebih banyak yang kecewa ? Coba di jawab dengan jujur masing masing diri kita. Lebih banyak mana antara sikap kita yang bahagia dan bergembira dengan sikap kita yang kecewa. Selanjutnya dengan jujur, mari kita cari apa yang menjadi penyebab bahagia dan gembiranya dan apa yang menjadi penyebab kekecewaan kita. Terlepas dari penyebab – penyebab bahagia dan gembiranya kita dan kecewanya kita, gembiran dan kecewa ini akan selalu datang silih berganti menghampiri kita. Dan kenyataannya kita tidak bisa melepaskan diri dari hal itu karena ini adalah hakekat dari kehidupan. Hakekat dari perjalanan kita.
Untuk kondisi yang sesuai dengan keinginan kita maka tentunya tidak masalah bagi kita. Kita akan senang bergembira, kita akan bahagia karena sesuai. Kita ingin agar semua situasi yang berada di sekeliling kita sesuai dengan keinginan kita. Bertemu dengan setiap orang yang memberikan sapaan hangat kepada kita, kita akan bahagia. Kita dipanggil oleh orang tua kita kemudian diberikan pujian atas sikap sikap kita yang baik. Di kantor kita di dipanggil oleh atasan kita dan diberikan pujiann atas kinerja kita. Kita mendapatkan kenaikan gaji yang lebih baik dibandingkan dengan rekan kerja kita yang lain atau penghasilan dari usaha kita yang terus naik dan berkembang. Semuanya dalah kondisi kondisi yang seuai dengan keinginan kita. Karena setiap manusia fitrahnya adalah seneng pada keberhasilan, seneng pada kesuksesan dan seneng pada sesuatu yang sesuai dengan keinginan kita. Kan aneh kalau sampai ada manusia yang tidak senang terhadap kesuksesan dan keberhasilan keberhasilan yang menghampiri kita. Tidak mungkin ada manusia yang justru senang pada kegagalan. Namun kenyataannya kegagalan – kegagalan atau sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kita ini, yang menjadikan kegagalan dalam istilah kita. Karenanya manajemen kegagalan ini yang menjadi persoalan bagi kita dan menjadi konsen dari kaidah kita kali ini.
Selanjutnya yang lebih penting adalah bagaimana kita menyikapi rasa kecewa. Apa harus terus bersedih hati? Tentu tidak bukan? Kemampuan kita untuk menyikapi kekecewaan sangat bergantung kepada bagaimana kita memandang hidup ini. Hidup ini memerlukan kesungguhan, ketekunan, dan tanggung jawab. Tapi bukan berarti harus dijalani dengan kening berkerut, mulut terkatup, rona dingin dan kaku atau sikap murung. Sebaliknya justru karena hidup ini memerlukan kesungguhan, kita harus bersikap riang dan jangan terlalu ngoyo. Dan sekali lagi ini adalah pilihan kita, bagaimana kita bersikap. Jika dengan riang dan tidak terlalu ngoyo, kita akan menghadapi ketidak sesuaian tersebut dan tentunya akan memberikan hasil selanjutnya yang lebih baik. Maka hendaknya kita akan mengambil sikap ini. Sikap riang merupakan senjata ampuh untuk melawan rasa sedih, dan bahkan keputusasaan. Dengan bersikap demikian, kita akan mengerti bahwa hidup ini jauh lebih banyak mengandung kegembiraan melebihi yang kita sangka.
Apakah anda menganggap kesungguhan dan kemeriangan sebagai dua hal yang bertentangan? Mungkin kita perlu mengetahui bahwa kesungguhan tidak mesti dilukiskan sebagai orang yang tidak mau di ganggu karena sedang serius mengerjakan sesuatu. Begitu pula keriangan tidak mesti dilukiskan sebagai orang yang selalu main main, tidak pernah serius dalam segala hal. Tanggalkan pandangan seperti itu. Kesungguhan dan keriangan sesungguhnya tidak pernah bertentangan. Keduanya diikat dalam satu ikatan sebab akibat. Dalam banyak hal, keriangan (gembira) itu salah satunya dihasilkan oleh kesungguhan.
Hidup kita harus kita lalui dengan kesungguhan, atau dengan sungguh – sungguh, penuh dengan ketekunan dan tanggung jawab. Kaidahnya kan sudah jelas, barang siapa bersungguh – sungguh maka ia akan mendapatkan hasilnya. Sungguh – sungguh ini adalah sikap kita dalam melakukan sesuatu sedangkan riang gembira adalah sikap kita setelah mengetahui hasil dari sesuatu proses yang telah kita lakukan. Namun dalam kaidah ini, riang gembira dapat kita lakukan sejalan dengan proses sungguh – sungguh yang kita lakukan. Jika kita mampu mengkombinasikan dua sikap ini dalam satu waktu maka akan memberikan hasil yang luar biasa. Ingin buktinya ? Kita akan menyaksikan orang – orang yang bekerja pada bidang yang menjadi passionnya, maka mereka akan melakukan setiap pekerjaan nya dengan penuh kesungguhan dan keceriaan. Mereka akan memiliki tingkat kelelahan yang lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang bekerja yang tidak sesuai dengan passionnya.
Saya termasuk salah satu contohnya. Walaupun saya berasal dari latar belakang teknik elektro, namun saya sangat senang dengan dunia development, sehingga akhirnya saya berusaha untuk masuk pada dunia development ini dengan penuh kesungguhan dan kesenangan. saya memiliki seorang rekan di Semarang yang sejak kuliah sarjana saya kenal sebagai artis Nasyid, sebuah seni suara islami. Koh Aris orang memanggilnya. Saat berdiskusi dengan beliau, memang passion beliau berada di situ. Dunia Nasyid. Terakhir saya bertemu dengan beliau, beliau sudah memiliki studio musik Nasyid sendiri, memiliki beberapa usaha Event Organizer mulai dari pernikahan, acara institusi dan acara acara yang lain, aset perusahaanya sudah mencapai Milyaran rupiah. Dan bahkan sekarang sudah memiliki cafe yang tidak pernah putus pembeli untuk mencicipi kopi dalam cafe nya. Rekan saya tersebut mengamalkan kaidah ini. Karena passion nya adalah di dunia seni dan wirausaha maka beliau benar benar memiliki kekuatan untuk terus bertahan dan berkembang karena setiap waktunya diiringi dengan riang gembira. Bekerja dengan kesukaannya, bekerja dengan hobinya.
Bagaimana jika kita melakukan sebuah pekerjaan yang tetap tidak menemukan keriangan dalam proses nya? Maka saya menyampaikan untuk kasus ini akan ada dua kondisi. Kondisi yang pertama adalah kondisi yang mana ketidak riangan tersebut karena tidak sesuai dengan passionnya dan kondisi yang kedua adalah ketidak riangan tersebut karena belum menemukan passion nya. Ini adalah dua hal yang berbeda. Bagi anda yang dalam bekerja ternyata tidak sesuai dengan passion anda maka saya menyarankan anda harus menyesuaikan passion anda dengan pekerjaan anda atau anda harus beralih pekerjaan anda yang sesuai dengan passion anda. Kalau ternyata anda memang belum menemukan passion anda, maka saran saya adalah anda ikuti dan anda lalui proses anda dengan sungguh – sungguh dan cobalah untuk menyesuaikan bahwa memang ada passion anda dalam proses itu. Maka kondisi ini juga akan membantu anda untuk menyatukan kesungguhan proses anda dengan keriangan anda.
Prinsipnya adalah kesungguhan dalam berproses, karena sungguh – sungguh akan memberikan banyak sekali manfaat. Kita akan mendapatkan penghargaan jika kita bersungguh sungguh, misalnya gaji dinaikkan atau mendapat promosi jabatan. Bukankah penghargaan tersebut akan menyebabkan kita riang gembira? Demikian halnya dengan hobi. Tidak sedikit orang yang berhasil menjadi pengusaha sukses berkat kesungguhan mereka dalam menekuni hobi. Coba amati ini di lingkungan kita sendiri, pasti kita akan temui. Selain itu, dengan bersungguh sungguh dalam istirahat tubuh akan menjadi bugar dan sehat sehingga kita dapat melakukan semua rencana dengan lancar. Betapa sering terjadi peristiwa orang gagal dikarenakan sakit. Bukankah ucapan “Betapa senangnya jika saya sembuh”. Sering kita dengar dari bibir orang yang sedang sakit?
Demikianlah semakin kita menerapkan prinsip “kesungguhan” ini dalam segala hal, maka kita akan semakin mendapat banyak keriangan. Dengan kesungguhan ini dalam segala hal, maka kita akan semakin mendapat banyak keriangan. Dengan kesungguhan , penampilan kita pun akan menjadi cerah, sehat dan lebih mudah disukai orang lain.
Sungguh sungguh dan riang gembira adalah kunci kebahagiaan dalam hidup kita.
Tetap semangat,