
Cinta adalah dasar keikhlasan dan ketulusan untuk melakukan sesuatu. Cinta juga menjadi sebuah alasan untuk tetap berkomitmen dan tidak putus asa. Tanpa cinta, Anda akan mudah pudar, tawar dan mundur. Tanpa cinta Anda sangat kecil peluang untuk sukses. Dengan mencintai sesuatu maka kita akan melakukan sesuatu yang lebih. Kita akan rela berkorban dengan lebih banyak, karena cinta kita tersebut. Sebaliknya, apa pun yang Anda lakukan tanpa cinta akan menghasilkan suatu keluaran atau output yang kurang baik. Anda pasti pernah mendengar suatu cerita, dimana seorang Ibu yang memasak buat suaminya saat sedang marah, maka masakannya akan terlalu asin atau hambar dan bahkan tidak enak sama sekali, atau bahkan kalau bikin kue, maka kuenya akan gosong atau bantet. Dan hal ini berlaku dalam semua aspek kehidupan kita. Termasuk terhadap pekerjaan yang Anda lakukan di perusahaan Anda. Apabila Anda melakukan pekerjaan dengan penuh cinta, maka Anda akan menyenangi pekerjaan Anda, rela berkontribusi yang lebih untuk pekerjaan dan perusahaan Anda. Kepercayaan dari atasan, rekan kerja dan tim Anda juga pasti akan Anda dapatkan. Dan tentunya, akhirnya kesempatan kesempatan untuk Anda, untuk berkembang dan bertumbuh akan Anda dapatkan. Anda akan memiliki karir yang baik dan tentunya penghasilan yang semakin baik.
Sebaliknya apabila Anda melakukannya dengan berat hati dan tidak ada cinta di dalamnya, maka hasil pekerjaan Anda akan kurang atau bahkan berantakan. Hasil pekerjaan yang berantakan tentunya akan berdampak atas penilaian kerja Anda di hadapan pimpinan dan pada akhirnya kenaikan gaji Anda pun akan mengalami “kemandegan”. Anda dan saya yang termasuk dalam golongan orang – orang yang digaji, maka konsep ini seharusnya kita pegang dan kita bawa dan kita amalkan. Bahwa mau tidak mau, kita harus mencintai pekerjaan kita. Kebanyakan dari kita yang tidak mencintai pekerjaan, adalah karena menurut kita, dan sekali lagi menurut kita, bahwa tidak terlalu sebanding antara usaha dan kontribusi yang telah kita lakukan dengan penghasilan yang kita dapatkan. Kita capek dengan kondisi itu. Coba saya tanya kepada Anda dan silahkan Anda jawab masing – masing, apakah Anda saat ini dalam keadaan membenci pekerjaan dan perusahaan Anda ? mengapa ? Apakah karena pimpinan Anda yang kurang kompeten dan galak? Atau gaji yang Anda terima kurang pantas menurut Anda ?. Dan kalau itu yang terjadi saya sarankan Anda untuk merenungkan kembali pernyataan Scott Michael berikut ini, “Anda akan lebih lelah “bekerja” sebagai pengangguran daripada bekerja sebagai karyawan. Apabila Anda tidak percaya, silahkan lakoni saja”. Anda juga setuju dengan saya bukan..?
Kondisi tersebut tidak boleh terjadi pada diri kita, kita tidak boleh tidak mencintai pekerjaan kita. Kita harus memaksanya. Salah satu caranya adalah dengan tips ini. Coba Anda perhatikan dan buat suatu daftar perbaikan yang bisa Anda kerjakan dalam mengubah benci tersebut menjadi cinta. Apabila Anda tidak mau memperbaiki dan mencintai pekerjaan Anda, maka yang akan mengalami kerugian sangat besar adalah Anda sendiri. Anda akhirnya akan bekerja asal – asalan dan sekadarnya, serta tidak ingin memberikan hasil yang terbaik yang bisa Anda kerjakan. Setelah Anda bertindak demikian maka perusahaan pun akan sekadarnya menghargai dan menggaji Anda. Demikian seterusnya, sampai akhirnya Anda jenuh dan angkat kaki, atau perusahaan jenuh dan akan memecat Anda.
Ada yang pernah bertanya, “Tapi Pak Saudi, kalau ternyata saya sudah mencintai pekerjaan saya dan saya sudah bekerja dengan maksimal namun hasil yang saya dapatkan masih begitu begitu saja bagaimana pak?”. Saya jawab kepada mereka yang bertanya seperti itu, “Oke, kita anggap bahwa kontribusi dan pekerjaan Anda benar – benar sudah maksimal, maka tetap Anda tidak mendapatkan kerugian dengan mencintai pekerjaan Anda. Ingat, tidak rugi. Semesta akan melihat niat dan pekerjaan Anda kok, dan Semesta akan menaikkan penghasilan Anda dan atau karir Anda pada waktu yang tepat. Kalau tidak bisa di perusahaan Anda saat ini, bisa jadi di perusahaan yang lain di waktu yang lain. Mengapa sikap tidak mau mencintai pekerjaan Anda itu tidak diperbolehkan, karena akan terbentuk sebuah pemikiran bahwa Anda tidak lagi mampu melakukan pekerjaan yang sempurna, bukan karena siapa – siapa, tapi karena sikap dan pemikiran Anda sudah tercipta pada kebiasaan buruk itu. Anda akan sulit mendapat pekerjaan baru. Dan kalaupun akhirnya Anda putuskan resign dari perusahaan saat ini dan berpindah perusahaan lain, maka Anda pun akan mendapati kondisi yang sama. Sama buruknya. Dan kalau Anda putuskan saya tidak mau bekerja lagi pak, saya mau menjadi pengusaha saja, ya ini lain cerita. Karena diskusi saya ini adalah untuk Anda yang masih bekerja dan mau bekerja sebagai orang gajian atau karyawan.”
Saran saya apabila Anda saat ini dalam kondisi yang tidak mencintai pekerjaan Anda, dan Anda sudah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki agar Anda dapat sukses di pekerjaan Anda, namun tetap gagal sebaiknya Anda tetap berperforma optimal dan bekerja sebaik mungkin dan penuh cinta sebagaimana Anda niatkan bahwa Anda mencintai pejerjaan Anda saat ini adalah untuk cinta Anda bagi istri/suami dan anak – anak Anda dirumah. Alihkan focus Anda, bahwa Anda bekerja dan membawa rejeki dari perusahaan untuk keluarga tercinta. Usahakan Anda bekerja dengan riang, senyum dan suka cita, walaupun di luar diri Anda, jika terjadi, dan semoga tidak terjadi. Perusahaan dan pimpinan tidak menyenangi Anda. Berikan yang terbaik dan bersahabatlah dengan semua, saya sangat yakin semua akan berubah menjadi seperti yang Anda inginkan. Ingatlah “Apa yang Anda tanam akan kau raih”. Jadi tanamlah bibit yang unggul dan manis, maka Anda akan memanen buah yang manis dan besar.
Tetap semangat